GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD secara terang-terangan menyatakan bahwa ada pejabat yang sering membekingi mafia.
Mahfud MD menyebut pejabat kerap kali bekingi mafia terutama mafia yang terkait dengan sumber daya alam.
Mahfud MD juga mengungkapkan jika kerap kali mafia bercampur dengan orang yang berusaha baik dan mendapat dukungan dari pejabat.
"Mafia itu terkadang bercampur antara orang yang ingin berusaha dengan baik-baik secara legal, namun juga tercampur dengan preman yang didukung oleh pejabat," ujar Menko Polhukam dalam YouTube Sekretariat Kabinet RI dikutip Hops.ID, Rabu 31 Mei 2023.
Mahfud MD juga menyinggung tentang adanya mafia kekayaan alam sebagai tantangan terbesar bagi seorang Menko Polhukam.
Ia menyebut bahwa salah satu tugasnya adalah menghadapi mafia-mafia tersebut, seperti mafia peradilan dan mafia hukum.
Mahfud mengakui bahwa dalam mengusut kasus-kasus mafia yang dibekingi oleh pejabat, ia sering merasa tidak enak.
Meskipun tidak takut, tetapi ia mengungkapkan perasaan yang tidak nyaman.
Ia juga mengatakan bahwa menyelesaikan kasus semacam itu menjadi rumit karena harus berhadapan dengan pejabat yang memberikan dukungan kepada para mafia.
Baca Juga: Kenali cara alami untuk mencegah kehamilan, pasangan yang belum mau punya anak wajib simak hal ini
"Kalau saya harus bilang ke orang (pejabat pendukung mafia) tersebut 'Hei jangan back up itu dong'. Misal bilang ke atasannya dan seterusnya. Ini bagi saya agak rumit menyelesaikannya," bebernya.
Untuk mengatasi hal ini, Mahfud sering menggunakan media sosial dan media lainnya untuk menyuarakan permasalahan tersebut.
Ia menyebut bahwa lebih baik berbicara terang-terangan agar tidak ada yang dapat menghindar.
Menurutnya, penting untuk bersuara terbuka agar masalah dapat diselesaikan dengan baik.
Mahfud memberikan contoh kasus di Bengkulu di mana seorang nenek renta dianiaya oleh anak-anak pulang sekolah.
Meskipun peristiwa tersebut sudah viral, belum ada reaksi dari penegak hukum.
Mahfud mengambil tindakan dengan mengirimkan informasi tersebut kepada polisi untuk ditindaklanjuti.
Ia juga menyinggung kasus Ferdy Sambo, di mana ia mengomentari kasus tersebut dan menginstruksikan untuk menyelidikinya.
Kasus tersebut akhirnya berujung pada kasus pembunuhan berencana.
Dalam kasus Rafael Alun, Mahfud juga menunjukkan ketidaksenangan. Ia kesal melihat seorang anak pejabat yang suka pamer dan melakukan penganiayaan.
Mahfud mencari tahu tentang kekayaan Rafael Alun dan menemukan adanya laporan yang mencurigakan sejak tahun 2012.
Mahfud mengungkapkan bahwa ketika ia berbicara secara terbuka di depan publik, orang yang terkait dengan kasus tersebut tidak dapat menghindar dari pertanggungjawaban.
Dukungan publik juga akan mengalir ketika kasus tersebut terbuka di hadapan publik.
Mahfud menjelaskan bahwa tujuan dari tindakan tersebut bukan untuk bersikap sok atau mencari popularitas.
Menko Polhukam menegaskan aksinya hanya untuk memastikan bahwa dukungan publik terhadap penyelesaian kasus akan muncul dan pihak terkait tidak dapat mengelak.
Sumber: hops