GELORA.CO - Pihak kepolisian terus mendalami kasus penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang dilakukan oleh Mustopa NR pada Selasa (2/5/2023). Kekinian pihak kepolisian telah memeriksa istri Mustopa NR Rosmala Dewi.
Sama seperti suaminya, Rosmala Dewi mengaku Mustopa NR adalah wakil nabi yang diutus ke bumi, dia menyebut sang suami kerap mendapatkan bisikan gaib yang diyakini itu datang dari nabi.
Rosmala Dewi mengaku Mustopa NR mulai mendapatkan bisikan gaib itu sejak 1999 sebelum mereka menikah. Sejak saat itu pula Mustopa NR mengklaim diri sebagai utusan nabi.
Dia menyebut suaminya berangkat dari Desa Sukajaya, Kecamatan Way Khilau, Kabupaten Pesawahan, Lampung ke Jakarta bertujuan untuk bertemu petinggi MUI. Dia meminta para ulama mengakui statusnya sebagai utusan nabi.
Rosmala Dewi tak menyangka jika kedatangan suaminya ke kantor MUI berujung pada penyerangan markas ulama tersebut.
Kapolres Pesawahan, AKBP Pratomo Widodo mengatakan, jauh sebelum meminta pengakuan dari MUI, Mustopa sebagaimana yang dituturkan Rosmala Dewi sempat mengumpulkan orang-orang di kampung halamannya untuk meyakini mereka bahawa dirinya adalah utusan nabi, namun upaya Mustopa tak membuahkan hasil, masyarakat setempat tak mempercayai ucapannya.
"Tahun 1999 dia mengumpulkan orang ke rumahnya dan mengatakan bahwa dia adalah wakil nabi. Namun orang-orang tidak percaya bahwa dia wakil nabi," tutur Pratomo Widodo kepada wartawan Jumat (5/5/2023).
Gagal mendapat pengakuan masyarakat, Mustopa kata Pratomo Widodo lantas meminta pengakuan dari DPRD setempat, namun hasilnya sama, pengakuannya sebagai wakil nabi ditolak mentah-mentah anggota dewan. Hal ini pula yang bikin Mustopa marah besar dan menyerang kantor DPRD Lampung dengan melakukan pengrusakan sejumlah fasilitas di kantor wakil rakyat itu.
Dalam pemeriksaan Rosmala Dewi, Pratomo Widodo mengatakan pihaknya juga menggali informasi lain yakni keterkaitan Mustopa NR dengan kelompok teroris. Namun hal itu langsung dibantah dengan tegas oleh Rosmala Dewi. Dimana dia mengaku selama hidup bersama Mustopa mereka tidak pernah menerima tamu dari luar yang dicurigai sebagai anggota kelompok teroris.
“Tidak pernah ada tamu dari luar. Dalam keseharian, Mustopa NR bekerja sebagai petani kakao, juga menjual minyak eceran,” tutur Pratomo Widodo.
Sekedar informasi, setelah penyerangan kantor MUI pada Selasa (2/5/2023) Mustopa dinyatakan meninggal dunia. Dia tewas bukan karena diserang balik, atau ditembak polisi, walau meninggal di lokasi kejadian namun yang bersangkutan diduga overdosis obat, sebab di lokasi ditemukan sejumlah obat asma dosis tinggi.
Sumber: populis