GELORA.CO - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyimpan rapat-rapat rekomendasi musyawarah rakyat (Musra) Indonesia terkait calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).
Presiden Jokowi mengaku mengaku tidak ingin tergesa-gesa mengungkap tokoh mana yang akan didukungnya. "Nama yang diserahkan kepada saya tadi, kan, masih terisolasi.
Belum saya buka," tegas Jokowi saat hadiri Musra di Istora Senayan pada Minggu (15/5/2023). "Tadi, yang di dalam amplopnya masih terisolasi," tambahnya. Presiden Jokowi mengaku bahwa jika berbicara sekarang tak ada gunanya.
Namun, ia mengakui telah mengetahui kandidat-kandidat tokoh yang direkomendasikan Musra. "Kalau ngomong sekarang untuk apa? Partai-partai juga koalisinya belum selesai. Itu yang namanya strategi, ya," kata Jokowi.
Menurutnya, tokoh yang direkomendasikan belum akan diumumkan secara resmi. "Saya ingin resmi yang ini disampaikan resmi, belum saya buka," jelasnya. Presiden Jokowi lantas berjanji akan segera bertemu pimpinan-pimpinan partai politik (Parpol) di Indonesia, guna meneruskan rekomendasi Musra.
Hal ini dikatakan Presiden Jokowi bahwa keputusan capres dan cawapres ialah mutlak kewenangan partai politik (Parpol). "Jadi, itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai," ujar Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi mengatakan jika sudah dilakukan, ia akan memberikan informasi itu kepada para relawan Musra. "Nanti pada saatnya pada waktu yang tepat, saudara semua akan saya bisiki satu per satu. Entah berapa juta, saya bisiki satu-satu," tukasnya.
Tanggapan Demokrat Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menilai bahwa demokrasi Indonesia mengalami kemunduran apabila seorang Presiden membisikkan nama-nama Capres-Cawapres 2024 ke partai politik (parpol). Dia menilai bahwa sikap seorang pemimpin negeri yang akan berat sebelah kepada beberapa pihak akan menimbulkan ketidakadilan dalam kontestasi Pilpres.
"Silahkan kalau beliau (Jokowi) punya pilihan-pilihan, tetapi mohon kita semua mengawal demokrasi ini menjadi ruang buat semua," tegas AHY di kantor KPU RI, Minggu (14/5/2023). "Jangan sampai ada yang didukung, ada yang diendorse, tapi ada juga yang enggak boleh maju, enggak boleh berlayar, enggak boleh bersatu," sambungnya.
Menurut AHY, apa yang dilakukan oleh Jokowi adalah tidak sehat bagi kesatuan bangsa Indonesia.
Selain itu juga akan memundurkan nilai-nilai demokrasi. "Ini sesuatu yang tidak sehat, dan tentunya demokrasi kita akan mundur ke belakang," tegas Putra Presiden RI ke-6 itu. "Jangan semuanya seolah-olah menjadi urusan pemilu.
Jangan seolah-olah menjadi urusan capres-cawapres. Nanti direduksi akhirnya masyarakat kita yang menjadi korbannya. Tidak dipenuhi aspirasinya," tambahnya.
AHY mengingatkan Jokowi bahwa urusan negara tidak hanya terkait pemilu, masih banyak urusan negara yang perlu difokuskan oleh Pemerintah. "Saya hanya berharap Indonesia hari ini tahun 2023 bukan hanya pemilu yang harus diurusin, Indonesia negara besar dengan kompleksitas permasalahannya," ucap .
"Isu-isu kerakyatan, mulai dari ekonomi, kesejahteraan, daya beli masyarakat, kemiskinan, pengangguran, lapangan pekerjaan, termasuk demokrasi dan juga keadilan, penegak hukum, banyak sekali isunya," bebernya.
Untuk itu, AHY mengingatkan kepada para pejabat negara agar fokus mengemban tugas pokok yang diembannya.
Bukan hanya sibuk mengurusi persiapan pemilu 2024. "Kami bermohon kepada pemimpin negeri ini, kepada para pejabat negara yang mengemban amanat rakyat, baik di jalur eksekutif sebagai pemimpin di tingkat nasional, termasuk para kepala daerah, dan juga mereka yang menjadi wakil-wakil rakyat tetap fokus pada isu-isu kebangsaan," kata AHY.
Bocoran Nama yang Disodorkan Musra Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia, Andi Gani Nena Wea dalam sambutannya membeberkan tiga nama yang menjadi rekomendasi.
"Yang pertama Mas Ganjar Pranowo Capres PDI Perjuangan, kedua Pak Prabowo Subianto Ketua Umum Gerindra, dan Pak Airlangga Harto Ketua Umum Partai Golkar," kata Andi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023).
Sementara itu, Andi turut mengungkap tokoh yang direkomendasikan sebagai Cawapres 2024, seperti Menko Polhukam Mahfud Md, Ketua Umum Kadin, Arsjad Rasjid, KSP Moeldoko, dan Menparekraf Sandiaga Uno.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menerima hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Relawan Jokowi terkait nama-nama calon presiden dan wakil presiden (capres-cawapres) yang akan didukung pada Pilpres 2024.
Namun demikian, Jokowi tidak membocorkan capres-cawapres pilihannya, Jokowi berjanji membisikkan nama capres tersebut ke partai politik (parpol).
Langkah itu diambil Jokowi karena yang bisa mengusung capres-cawapres adalah partai politik atau gabungan partai politik. "Itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang juga koalisinya belum selesai.
Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu," kata Jokowi di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2023).
Sumber: tvOne