GELORA.CO - Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun menyinggung soal kebingungan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terhadap dua kandidat calon presiden yang didukung oleh Istana yaitu Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menurut Refly, hal tersebut berkaitan dengan pencalonan Ganjar Pranowo oleh PDI Perjuangan (PDIP) beberapa waktu lalu.
Karena Ganjar diusung oleh Megawati, Luhut dianggap mati kutu karena Megawati tidak menginginkan kehadiran Luhut. Padahal, Luhut bisa ‘mengasuh’ Ganjar seandainya Ganjar dicalonkan oleh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB)
“Kalau Ganjar diasuh oleh KIB maka LBP yang menjadi leading sector-nya. Nah soalnya adalah sekarang LBP mati kutu. Ke Ganjar dia tidak bisa masuk karena diasuh oleh Megawati. Megawati tidak ingin LBP. Itu rumor yang beredar,” ujar Refly, dikutip WE NewsWorthy dari kanal YouTube pribadi pada Senin (8/5/2023).
Selain itu, Luhut juga tidak bisa menjadi pengasuh Prabowo Subianto karena Prabowo hanya ingin diasuh oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Kemudian ke Prabowo belum tentu juga dia masuk. Karena Prabowo hanya mau diasuh oleh Jokowi tapi tidak ingin diasuh yang lainnya. Itu pun belum tentu juga dia menganggap dia diasuh oleh Jokowi. Dia memanfaatkan kekuasaan Jokowi untuk memenangkan pertarungan," ujar Refly.
Untuk diketahui, usai pertemuan di London akhir tahun 2022 lalu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Luhut kedapatan beberapa kali bertemu setelahnya.
Terbaru, dua politikus senior yang diketahui sudah berteman sejak lama itu juga bertemu di Wisma Nusantara, Jakarta, pada Jumat 5 Mei 2023.
Sempat beredar pemberitaan bahwa Luhut menyodorkan sejumlah nama untuk menjadi calon wakil presiden bagi Anies Baswedan atau bisa dikatakan endorsement.
Diungkap oleh Luhut, sebenarnya Surya Paloh lah yang meminta pendapatnya soal cawapres Anies. “Pak Surya tanya saya, ya saya jawab. Ya kan saya ditanya, saya jawab,” kata Luhut.
Sumber: newsworthy