GELORA.CO - Pengamat politik Nazar EL Mahfudzi menyebut peran Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sangat besar dalam mengawal keberhasilan program kerja Presiden Joko Widodo.
Moeldoko juga berperan luar biasa dalam menggalang kekuatan loyalis Jokowi dan memberikan kontribusi suara cukup signifikan kepada pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019 hingga selesai masa jabatan 2024.
Karena itu, tidak heran nama Moeldoko muncul sebagai salah satu tokoh potensial untuk didukung maju sebagai kandidat wakil presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Nama Moeldoko antara lain muncul sebagai kandidat kuat pada Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar loyalis Jokowi di sejumlah daerah.
"Dalam hal ini saya kira PDIP yang menyatakan mendukung Ganjar Pranowo sebagai kandidat presiden, seharusnya telah memberikan karpet merah kepada Moeldoko."
"Karena telah mengawal keberhasilan program kerja dan elektabilitas Jokowi melebihi parpol, bahkan kepuasan pada Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada sejumlah survei mencapai 80 persen," ujar Nazar dalam keterangannya, Minggu (7/5).
Namun, apakah Moeldoko mendapat karpet merah dari PDIP untuk mendampingi Ganjar Pranowo?
Direktur Pusat Studi Islam dan Demokrasi (PSID) menyebut mungkin hanya partai berlambang banteng moncong putih tersebut yang dapat memberi jawaban.
Dia hanya memaparkan bahwa dari pencermatannya terlihat adanya keberhasilan peran Moelodoko yang menggalang kekuatan organisasi hingga akar rumput loyalis Jokowi, terhadap kepuasan kepemimpinan Jokowi.
"Jadi, elektabilitas Moeldoko sebenarnya tidak perlu dipertanyakan atau melihat berbagai lembaga survei."
"Selain itu, loyalitas dan integritas Moeldoko juga mempunyai banyak orgnisasi yang dipimpin untuk bersinergi dengan program kerja Pemerintahan Jokowi."
"Kalau mau objektif memandang elektabilitas Moeldoko, sudah dapat diukur dari kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi dalam menjalankan program kerja strategis pembangunan nasional untuk diteruskan oleh Ganjar Pranowo dan Moeldoko," katanya.
Menurut Nazar, elektabilitas Moeldoko sebenarnya sangat terlihat dari berbagai acara Musyawarah Rakyat (Musra), di mana menempati urutan atas melebihi lembaga survei.
Moeldoko juga memiliki latar belakang basis militer, berpengalaman di pemerintah serta banyak memberikan keberhasilan dalam memimpin berbagai organisasi.
Selain itu, Moeldoko juga memliki kapasitas ekonomi serta akseptabilitas politik yang luas dan kuat, karena itu berpeluang besar digandeng sebagai kandidat wakil presiden.
"Dalam perspektif demikian, masyarakat bisa memahami mengapa menentukan dan memutuskan figur cawapres di Pilpres 2024 ini berjalan alot, lamban, dan prudent."
"Sebab, salah memilih cawapres, bisa-bisa figur capres yang selama ini hasil survei elektabitasnya tinggi, menjadi stagnan dan dilewati capres lain dengan pasangan cawapres yang mampu mengontribusi insentif elektoral yang memadai," katanya.
Sebelumnya, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro mengatakan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 80 persen.
Persentase tersebut merupakan rekor kepuasan tertinggi, di mana terjadi saat Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan lokal maupun global.
Juri menuturkan, setidaknya ada empat isu utama yang menjadi prestasi Jokowi.
Pertama, kemampuan dalam mengendalikan berbagai masalah dan tantangan yang bersumber dari global maupun lokal.
Misalnya, persoalan ekonomi, perlindungan sosial, kesehatan, hingga penegakan hukum.
Kedua, Presiden Jokowi telah membangun Indonesia dengan perspektif Indonesia-sentris melalui pembangunan infrastruktur dan jalur-jalur konektivitas. Seperti pembangunan jalan tol, tol laut, dan infrastruktur lainnya.
"Hal ini menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru, termasuk memindahkan ibu kota negara,” kata Juri.
Isu ketiga yang menjadi pengungkit meningkatnya kepuasan publik dalah profil presiden dinilai sebagai sosok yang mampu memberi harapan tentang masa depan Indonesia.
Sumber: jpnn.