GELORA.CO - Seorang pelajar sebuah SMP negeri di Kabupaten Brebes, diminta mengundurkan diri atau keluar dari sekolah tempatnya menimba ilmu lantaran jarang berangkat sekolah dan menunggak biaya SPP.
Pelajar tersebut bernama Anisa Maharani (15).
Dia saat ini seharusnya telah mengikuti ujian dan akan naik ke kelas VIII di SMPN 1 Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Tetapi dia harus berhenti sekolah karena diminta mengundurkan diri sejak delapan bulan lalu, pada Oktober 2022.
Ada alasan mengapa dia sering tidak berangkat ke sekolah dan menunggak pembayaran SPP karena dari keluarga kurang mampu.
Anisa harus menemani ibunya merawat adiknya Cintya Rizki Azalia (3) yang dinyatakan mengalami gizi buruk dan stunting di RSUD Kardinah Kota Tegal.
Orangtua siswa, Isfandi (49) mengatakan, anaknya diminta mengundurkan diri dari sekolah lantaran tidak pernah barangkat dan dianggap bolos.
Padahal, anaknya saat itu harus menemani adiknya saat awal-awalnya dinyatakan mengalami gizi buruk.
Ia mengatakan, saat adiknya masih dirawat di RSUD Brebes, anaknya masih bisa pulang pergi dari rumah sakit.
Tetapi setelah sebulan kemudian adiknya dirawat di RSUD Kardinah Kota Tegal, anaknya jadi jarang berangkat karena jarak dan kesulitan di ongkos.
"Dikiranya dari pihak sekolah mungkin, ini anak kok bolos."
"Saya dapat pesan Whatsapp, saya balas ini posisi anak lagi di rumah sakit nungguin adiknya," katanya kepada tribunmuria.com, Sabtu (27/5/2023).
Andi sapaan akrabnya mengatakan, pihak sekolah sempat menghubunginya untuk menanyakan alasan anaknya jarang berangkat.
Ia menjawab semua secara jujur, termasuk terkendala ongkos.
Tetapi kemudian pihak sekolah datang ke RSUD Kardinah Kota Tegal membawa surat pengunduran diri.
Informasinya, surat pengunduran diri tersebut sudah manjadi hasil musyawarah bersama kepala sekolah.
"Pas saya istirahat kerja siang, bu gurunya ke rumah sakit. Ketemu, dari pihak sekolah membawa surat pengunduran diri," ujarnya.
Andi mengatakan, saat itu ia memang kesulitan memberikan ongkos ke anaknya untuk perjalanan Tegal- Brebes.
Karena anak keduanya baru saya dinyatakan mengalami gizi buruk.
Bahkan ia sampai menunggak pembiayaan SPP selama 2 bulan, biaya per bulannya Rp80 ribu.
Ia pun belum membayar lunas uang pendaftaran Rp1 juta dan uang iuran untuk paving Rp150 ribu.
"Saya inginnya, anak saya bisa sekolah lagi. Anak saya tidak berangkat saat itu, karena tidak ada uang," ungkapnya.
Saat dikonfirmasi, Guru BK SMPN 1 Wanasari Kabupaten Brebes, Viestia Lidya Virginia mengatakan, surat pengunduran diri tersebut bukanlah paksaan.
Tetapi siswa yang bersangkutan memang tidak pernah barangkat dengan alasan menunggu adiknya yang sakit.
Selain itu alasannya juga karena tidak ada ongkos.
Tetapi saat ditawari berangkat bersama dengan guru yang searah dalam perjalanan tidak mau.
"Orangtuanya juga tidak ada respon. Akhirnya kami menawarkan, bagaimana Ran, mau melanjutkan atau tidak.
Saya tanya anaknya gak ada respon, orangtuanya terserah anaknya," katanya didampingi wali kelas Rifka Annisa Azmi.
Viestia mengatakan, penawaran surat pengunduran diri tersebut bukan karena pembayaran SPP-nya menunggak.
Tetapi karena anaknya jarang masuk sekolah.
Pemberian surat tersebut pun setelah pihak sekolah melakukan home visit beberapa kali.
Satu kali tidak direspon, dua kali tidak direspon, tiga kali tidak direspon hingga orangtua dipanggil namun tidak datang
"Akhirnya dari pihak bapak kepala sekolah, ya sudah kalau misalkan tidak mau datang ke sekolah berikan saja surat pengunduran diri, tidak apa-apa."
"Terus barangkali anaknya mau memilih sekolah yang lebih dekat dari rumahnya, terserah," jelasnya.
Sumber: tribunnews