Luhut Sebut Amerika Omdo dan Singapura Brengsek, Rocky Gerung: Ada yang Nggak Beres

Luhut Sebut Amerika Omdo dan Singapura Brengsek, Rocky Gerung: Ada yang Nggak Beres

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pengamat Politik Rocky Gerung mengomentari pernyataan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Amerik Serikat hanya berbicara omong kosong sementara Singapura brengsek.

Saat mengatai dua negara tersebut, Luhut tampak jengkel. Kejengkelan tersebut diungkap Luhut saat dirinya menjadi pembicara dalam acara ‘Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas di Jakarta,Rabu (10/5/2023).

Baca Juga: Pengamat Sebut Kejengkelan Luhut Hingga Ngomong Kasar Soal Amerika dan Singapura Disebabkan Karena Data-data Ini

Luhut menceritakan perjalanan kerjanya ke Washington DC, Amerika Serikat, salah satunya untuk menindaklanjuti JETP oleh AS dan Jepang. Saat dirinya menagih dana yang dijanjikan, AS justru tidak memberikan jawaban seperti yang diinginkan sehingga ia menilai AS hanya omong kosong atau omong doang (omdo).

“Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang,” papar Luhut

Tidak hanya mengatai AS, Luhut juga mengatai Singapura dengan sebutan ‘brengsek’. Itu karena, Luhut menilai SIngapura menganggap Indonesia bodoh sehingga bisa dimanfaatkan untuk mengaliri listrik dari energy bersih Indonesia ke Singapura.

“Ini kan brengsek Singapura ini, dipikir kita bodoh aja, tender perusahaan-perusahaan kita, emang gue pikirin,” tegas Luhut.

Menanggapi hal tersebut, Rocky menilai Luhut telah menemukan hal yang tidak beres dalam investasi investor asing tersebut ke Indonesia.

“Tetapi kalau itu dikeluarkan sebagai kejengkelan, itu artinya di kepala pemerintah atau di kepala Pak Luhut ini ada yang nggak beres. Artinya tidak disertai dengan kejujuran berinvestasi,” ujar Rocky, dikutip WE NewsWorthy dari kanal YouTube pribadi pada Sabtu (13/5/2023).

Namun, sistem internasional diyakini memiliki sistem sendiri untuk mendeteksi negara tempat dia akan menanamkan modalnya. Sementara itu, kemungkinan besar para investor ini menilai berbahaya berinvestasi di Indonesia.

“Nah masalahnya tadi sistem internasional punya pengetahuan yang berbeda dengan apa yang ada di dalam kabinet terutama yang diketuai Pak Luhut. Sistem internasional juga mempunyai kemampuan untuk mendeteksi dengan cara yang lain,” ujar Rocky.

Sumber: newsworthy
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita