GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku tidak akan netral di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 atau akan ikut cawe-cawe.
Menurut Rocky Gerung, publik akan melihat Jokowi sebagai kepala negara yang tidak puas menjabat sekitar lebih dari 7 tahun, sehingga melakukan cawe-cawe akan masa jabatannya diperpanjang.
"Ini adalah satu peristiwa yang akan orang ingat ada seorang presiden yang tidak puas selama 7 tahun, lalu berupaya untuk cewe-cewe supaya sangat mungkin dia diperpanjang lagi 3 tahun atau dipanjang 5 tahun," ucapnya dikutip WE NewsWorthy dari YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (30/5).
Pengakuan Jokowi membuat kecurigaan publik lengkap, karena ia pasti akan memihak calon presiden yang didukungnya dengan sumber daya yang dipunyai pihaknya.
"Jadi kecurigaan publik akhirnya lengkap, Jokowi sendiri mengakui bahwa dia tidak akan netral, artinya dia akan memihak, artinya dia akan pakai semua peralatannya peralatan kekuasaannya untuk memenangkan seseorang yang dia pihak, itu saja," bebernya.
Tentu saja maksud mantan Wali Kota Solo itu mengatakan ikut cawe-cawe buruk, karena seharusnya presiden tidak ikut bermain dalam Pilpres selanjutnya.
"Maksud buruknya langsung beliau ucapkan, dan hanya itu tafsirnya, kan enggak mungkin kita anggap 'Oh dengan maksud baik menjaga bangsa' bangsa ini dijaga oleh rakyat bukan dijaga oleh Presiden, jadi bangsa dijaga oleh konstitusi, bangsa dijaga oleh etika politik," ujarnya.
"Kalau Presiden sebagai pemain politik ikut campur di dalam upaya untuk memastikan bahwa calon presiden berikut adalah bagian dari dinasti dia atau oligar dia, itu artinya dia tidak paham tentang political etis," tandas Rocky.
Sumber: newsworthy