Jejak Kelam Murad Ismail Gubernur Maluku yang Dipecat PDIP: Tantang Mahasiswa Duel, Perangi Susi Pudjiastuti

Jejak Kelam Murad Ismail Gubernur Maluku yang Dipecat PDIP: Tantang Mahasiswa Duel, Perangi Susi Pudjiastuti

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Gubernur Maluku Murad Ismail dipecat oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai Ketua DPD PDIP Maluku. Pemecatan ini dikonfirmasi oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Sadarestuwati.

"Dicopot jabatannya sekaligus tidak lagi menjadi kader PDI Perjuangan," kata Restu saat dikonfirmasi, Selasa (9/5).

Pencopotan ini berdasarkan alasan karena Murad dianggap tidak menunjukkan sikap terpuji saat diminta klarifikasi atas kepindahan sang istri dari PDIP ke PAN. Selain itu, ada pula kontroversi lain yang membuat namanya menjadi sorotan.

Berkenaan dengan hal tersebut berikut ini sederet kontroversi Murad Ismail yang dipecat oleh PDIP.


1. Emosi Ke Djarot Ketika Ditanya Alasan Pindahnya Sang Istri dari PDIP ke PAN

Perpindahan istri Murad yang bernama Widya Pratiwi Murad itu diumumkan dalam rangka maju dalam pemilihan calon anggota legislatif Pemilu 2024. Kemudian Ketua DPP PDIP Sri Rahayu pun meminta klarifikasi kepada Murad soal perpindahan tersebut.


Kemudian pengurus pusat PDIP pun mengutus Komaruddin Watubun selaku Ketua DPP Bidang Kehormatan Partai dan Djarot Saiful Hidayat selaku Ketua DPP PDIP Bidang Kaderisasi untuk menanyakannya. Namun Murad justru emosional didepan Djarot Saiful yang dikenal santun dan pendengar.


Sikap emosional tersebut pun dilaporkan ke Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP. Akhirnya Mega pun menegaskan bahwa setiap kader harus mengikuti aturan partai. 

Berdasarkan hal itu, PDIP pun membebastugaskan Murad Ismail. Pasalnya PDIP memiliki aturan bahwa suami istri tidak boleh berbeda partai.



"Apa yang terjadi di Maluku tersebut untuk menjadi pelajaran penting, bagaimana setiap kader Partai agar bisa menjaga perilaku, bersikap santun, namun tegas dan kokoh di dalam membela rakyat kecil," kata Sri.

2. Pernyataan Siap Perangi Susi Pudjiastuti

Pada 2019, Murad Ismail pernah mengungkapkan pernyataan peran terhadap mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Namun Murad mengaku pernyataan itu hanya main-main.

“Perang itu jalan terakhir setelah semuanya diambil, masih ada musyawarah mufakat. Jadi padahal perang itu perang main-main saja, kita tidak ada pistol. Kalau bicara di laut kan pasti pistol air bukan pistol betul. Kalau dulu saya dankor Brimob baru saya pakai pistol benar,” kata Murad sambil bercanda di Kantor Gubernur Maluku, Kamis (5/9/2019).

Pernyataan perang itu berkaitan dengan kebijakan moratorium yang dinilai justru merugikan masyarakat Maluku. Kemudian pernyataan itu berujung pada negosiasi yang berlangsung hari Kamis (5/9/2019). Susi Pudjiastuti mengirimkan 5 utusan untuk menemui Murad saat itu.

3. Sebut Pendemo Tikus Kalapa

Kontroversi Murad Ismail berikutnya adalah ketika Murad menyebut pendemo sebagai ‘tikus-tikus kalapa’. Pernyataan itu disampaikan pada Konferensi Luar Biasa Persatuan Wartawan Indonesia Maluku di Hotel Manise-Ambon pada Rabu (28/12/22).

“Kalau saya dari kecil itu bakalai saja. Satu Minggu itu kalau ndah bakalai itu kepala sakit. Maka sudah jadi Gubernur, mantan Dankor Brimob masa takut sama Tikus-tikus kalapa ini,” ucap Murad.

4. Sebut Pemuda Pancasila Organisasi Sok Jago 

Tak hanya itu, dalam momen yang sama ketika Murad menyebut pendemo adalah tikus kalapa, Murad juga sebut Pemuda Pancasila adalah organisasi sok jago. Sebutan Murad terhadap Pemuda Pancasila itu adalah karena baru dibentuk di Maluku pasca vakum dalam waktu yang lama. 

5. Ajak Mahasiswa Duel Saat Demo

Aksi demonstrasi mahasiswa atas peresmian Pelabuhan Merah Putih di Namlea, Buru membuat Murad Ismail diduga terpancing emosi. Pasalnya dari informasi yang beredar, demo itu tidak memperoleh izin dari kepolisian.

Saat demonstrasi, nama Murad Ismail disebut ketika massa mendekati tenda acara. Kemudian Murad pun emosi dan menantang duel para pendemo.

Fransiscus selaku Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi pun menyebut Murad emosi sesaat. Ajudan Gubernur Maluku berinisial IKA juga diduga memaksa jurnalis menghapus rekaman video tersebut. Hal ini pun dikecam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) pengurus daerah Maluku.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita