GELORA.CO - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, geram dengan sejumlah kader Muhammadiyah yang membawa nama Muhammadiyah untuk mendukung bakal calon presiden.
Menurutnya, Muhammadiyah tidak melarang bahkan mendorong kader maupun warga Muhammadiyah yang potensial untuk menyukseskan Pemilu 2024. Namun, jangan menggunakan simbol atau atribut organisasi.
“Yang kami tekankan, dukung mendukung atau tolak menolak itu biar menjadi urusan pribadi. Jangan membawa-bawa simbol organisasi apalagi organisasinya," ucap Haedar Nashir, dikutip dari website Muhammadiyah, Selasa (2/6).
Haedar menyampaikan hal itu di acara Silaturahmi Idul Fitri 1444 H di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Minggu (30/4).
Haedar berpesan kepada kader maupun warga Muhammadiyah yang memiliki kecenderungan politik untuk ingat Khittah Muhammadiyah, bahwa Muhammadiyah tidak terlibat politik praktis. Namun, secara organisasi Muhammadiyah tidak mengintervensi pilihan warganya.
“Jadilah petugas Muhammadiyah, tapi jangan menjadi petugas partai di Muhammadiyah."- Haedar Nashir
"Beda kalau membawa misi Muhammadiyah. Kalau membawa misi Muhammadiyah keluar itu artinya Muhammadiyah yang menyinari, artinya kader itu membawa misi Muhammadiyah, bukan sebaliknya,” imbuhnya.
Guru Besar Sosiologi itu menyentil kader Muhammadiyah yang menggunakan simbol Muhammadiyah untuk mendukung bakal capres.
“Itu kurang cerdas menurut saya. Padahal di politik itu juga perlu kecerdasan, agar berperadaban kalau menang bisa dengan elegan, kalau kalau kalah juga tidak jatuh diri. Kita harus tetap jaga Muhammadiyah, karena harganya terlalu mahal kalau kita mengorbankan organisasi. Tapi Muhammadiyah elegan memberikan keleluasaan,” ungkap Haedar.
Kepada penyelenggara pemilu, Haedar berpesan supaya Pemilu 2024 dilaksanakan tepat waktu dan berlangsung secara bersih, jujur, dan adil, serta demokratis dan bermartabat. Oleh karena itu dia mendorong warga Muhammadiyah supaya menggunakan hal pilihnya.
“Kita seluruh warga Muhammadiyah untuk menggunakan hak pilihnya,” pungkasnya.
Sumber: kumparan