GELORA.CO - Calon presiden (Capres) dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, meminta kepada relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini mendukung dirinya sebagai Capres 2024 tidak melakukan politik identitas serta menyebar hoaks.
"Saya titip betul-betul, bangsa ini pernah terjadi pembelahan karena perbedaan pilihan, bangsa ini pernah terjadi situasi yang tidak nyaman karena kita terlalu banyak membicarakan apa sukumu apa agamu, apa golonganmu. Buang jauh-jauh itu," kata Ganjar saat berpidato dalam acara Halal Bihalal bersama relawan Jokowi di Senayan, Jakarta pada Sabtu (13/5/2023).
"Saya minta pendukung Ganjar Pranowo tidak akan menyebarkan hoaks, setuju?," tambahnya.
Ia yakin para pendukungnya tak ada yang melakukan perundungan. Karena baginya, para pendukung Ganjar memiliki rasionalitas hingga fakta yang bisa disampaikan dengan cara yang sehat.
"Pendukung Ganjar Pranowo tidak akan membully, pendukung Ganjar Pranowo punya rasionalitas, punya data, punya fakta yang bisa ditampilkan dengan cara-cara akal sehat, dengan nalar, dengan budi pekerti yang baik," bebernya.
Diketahui sebelumnya, Ketua Umum Relawan Ganjar Pranowo, Laode Umar Bonte membuat heboh dunia maya. Hal itu terjadi setelah video pribadi yang diunggah di akun Tiktok @UmarBonte_official viral di berbagai palatform media sosial.
Dalam video Laode Umar menyampaikan kritik yang cenderung 'rasis' terhadap Capres Anies Baswedan. Secara terbuka, dirinya menegaskan tidak ingin Anies menjadi presiden Republik Indonesia.
"Saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi presiden Republik Indonesia. Biarkanlah putra-putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia," kata Laode Umar dikutip Populis.id pada Minggu, (14/5/2023).
Berikut keterangan lengkap Laode Umar dalam video yang membuat gempar jagat maya:
Sebagai Ketua Umum DPP KNPI secara tegas dan lugas saya tidak ingin Anies Baswedan menjadi presiden Republik Indonesia yang harus memimpin putra putra terbaik bangsa ini. Bangsa ini sudah memberikan ruang yang begitu besar kepada Anies Baswedan, sudah diberi kesempatan untuk menjadi Menteri, pernah diberi kesempatan untuk menjadi Gubernur, itu cukup dalam pentas politik Tanah Air. Tapi, kalau sampai meminta ingin jadi ini terlalu berlebihan.
Biarkanlah putra-putra bangsa Indonesia sendiri yang menjadi presiden republik Indonesia. Saya setuju anda lahir dan besar di sini, tapi Belanda menjajah republik Indonesia selama 350 tahun, mereka memiliki anak cucu dan lahir di sini. Mereka tetap saja penjajah dan tetap saja bukan bangsa Indonesia.
Belanda juga datang di Indonesia mengaku jadi pahlawan, ingin menyelamatkan ekonomi bangsa Indonesia, tetapi mereka tetap saja bukan putra-putra asli bangsa Indonesia. Karena itu saya meminta kepada seluruh pemuda Indonesia seluruh bangsa Indonesia, seluruh rakyat Indonesia berilah kesempatan terbaik untuk memimpin bangsa ini dari putra bangsamu sendiri, Prabowo oke, Ganjar Pranowo oke. Jangan karena terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta lalu kemudian menjadi kepedean mau jadi presiden juga, jangan.
Anda menjadi Gubernur DKI Jakarta bukan karena komunitas yang kuat di situ, bukan, karena kontestasi politik kemarin, mendorong dorong agama, memaksa-maksa agama, kemudian melahirkan Anies Baswedan menjadi Gubernur, tetapi untuk menjadi presiden, jangan juga.
Bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa bangsa-bangsa yang memang memiliki leluhur yang asli, Sulawesi memiliki leluhur, Papua memiliki leluhur, Kalimantan memiliki leluhur, Jawa memiliki leluhur, Sumatra memiliki leluhur. Leluhur-leluhur inilah menjadi putra bangsa asli yang harusnya diberikan kemenangan untuk memimpinnya.
Saya berilustrasi anda boleh saja lahir dan besar di rumah saya, tetapi untuk menjadi tuan rumah di rumah saya tidak mungkin saya akan berikan kesempatan itu, tidak logis namanya.
Anda boleh saja memiliki orang tua atau mengaku memiliki orang tua menjadi pahlawan negara ini, tetapi untuk menjadi presiden sadar diri, jangan, ini yang saya ingin menggugah. Terima kasih.
Sumber: populis.