Faktor Politik, JK Sebut Minat Orang Indonesia jadi Pengusaha Berkurang

Faktor Politik, JK Sebut Minat Orang Indonesia jadi Pengusaha Berkurang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla mengungkapkan kalau saat ini minat orang Indonesia untuk menjadi pengusaha berkurang.

Hal ini disampaikan JK saat halal bihalal Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (12/5).

Saat itu, JK mencontohkan di Makassar pada 50-an banyak pengusaha hebat, hanya berbekal tamatan SD hingga SMP.

"Zaman dulu saya kasih contoh di Makassar kira-kira ada 60 sampai 70 pengusaha hebat di tahun 50-an termasuk bapak saya cuman tamatan SD paling tinggi SMP," kata JK.

Namun saat ini, JK menyayangkan banyak lulusan sarjana minat dan semangatnya menjadi pengusaha berkurang. Sebabnya, kata dia, karena faktor politik yaitu tingginya biaya politik.

Sebab orang-orang yang terjun di dunia politik membutuhkan biaya yang besar untuk kampanye dan sebagainya. Dengan begitu dibutuhkanlah sponsor yang notabene merupakan pengusaha, namun pengusaha-pengusaha besar lah yang terpilih menjadi sponsor. Sementara pengusaha kecil makin tersisihkan.

"Turun semangat itu. Tapi itu juga karena politik juga, pengaruh. Kenapa itu, karena threshold 20 persen. Mau jadi anggota DPR jadi Gubernur tentu ada biayanya belum lagi kampanye perlu sponsor," katanya.

"Ketika jadi, yang dapat izin real estate di situ, yang izin mall, kadang-kadang taman pun jadi mall karena utang. Jadi Bupati gaji 7 juta ongkos jadi Bupati ratusan miliar, Gubernur ratusan miliar pastilah salah satu cara yang menurunkan biaya politik," ungkapnya.

JK menyebut, hal itu merupakan masalah besar untuk sekarang dan masa yang akan datang. Dan bila ini dibiarkan, maka akan ada gap sosial di masyarakat.

"Nanti kalau ini terjadi akan ada gap sosial, apabila gap sosial akan jadi konflik sosial. Contohnya sekarang ibu-ibu aja pakai tas mahal langsung jadi musuh masyarakat," tuturnya. 

Sumber: rmol
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita