GELORA.CO - Rusia dan Belarusia menandatangani kesepakatan untuk meresmikan pengerahan senjata nuklir taktis milik Moskow di wilayah sekutu, meski kendali senjata tetap berada di bawah Kremlin. Kesepakatan itu terjadi saat Rusia bersiap melancarkan serangan balasan terhadap Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan pengerahan senjata jarak pendek di Belarusia awal tahun ini adalah langkah yang secara luas dilihat sebagai peringatan bagi Barat karena meningkatkan dukungan militer mereka untuk Ukraina.
Kapan senjata itu akan dikerahkan sejauh ini belum diumumkan. Begitu juga dengan jumlah senjata nuklir yang akan disimpan di Belarusia. Namun, Putin mengatakan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata di Belarusia akan rampung pada 1 Juli mendatang.
Putin mengatakan dengan mengerahkan senjata nuklir taktis di Belarusia, Rusia mengikuti jejak Amerika Serikat, mengingat AS memiliki senjata nuklir yang berbasis di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Pemerintah AS meyaini Rusia memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang mencakup bom yang dapat diangkut oleh pesawat, senjata dengan hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.
Senjata nuklir taktis sendiri mampu menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang, namun, memiliki jangkauan yang relatif pendek dan hasil yang jauh lebih rendah daripada senjata berhulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal strategis jarak jauh yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Berbicara di Moskow, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan "pergerakan senjata nuklir telah dimulai," tetapi tidak jelas apakah senjata itu sudah ada yang benar-benar tiba di negaranya.
Pemimpin oposisi Belarusia yang diasingkan, Sviatlana Tsikhanouskaya, mengutuk langkah tersebut.
“Kita harus melakukan segala upaya untuk mencegah rencana Putin menyebarkan senjata nuklir di Belarusia, karena ini memastikan kendali Rusia atas Belarusia di masa mendatang,” kata Tsikhanouskaya kepada The Associated Press.
“Ini akan semakin membahayakan keamanan Ukraina dan seluruh Eropa.”
Analis militer Belarusia independen Aliaksandr Alesin mengatakan ada sekitar dua pertiga persenjataan rudal berhulu ledak nuklir jarak menengah milik Rusia disimpan di Belarusia selama Perang Dingin, mensinyalir ada lusinan fasilitas penyimpanan senjata era Soviet yang masih dapat digunakan.
Senjata nuklir Soviet yang dikerahkan di Belarusia, Ukraina, dan Kazakhstan dipindahkan ke Rusia dalam kesepakatan yang ditengahi AS setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Sumber: tvone