GELORA.CO - Maraknya konten p*rno yang viral di media sosial menunjukkan minat warga yang besar terhadap konten vulgar. Berulang kali konten porno menyita perhatian warganet hingga jadi trending topic di Twitter.
Dea Onlyfans, Siskaeee, Vina Garut hingga Kebaya Merah adalah deretan topik viral yang merujuk ke video porno.
Seksolog dr. H. Boyke Dian Nugraha, SpOG MARS., dalam wawancara bersama kumparan menjelaskan berbagai dampak dari menonton video porno: mulai dari badan lemas hingga rasa percaya diri yang menurun.
"Ketika orang itu menonton pornografi, maka yang akan dipengaruhi itu adalah otak tengah atau disebut prefrontal cortex, bertanggung jawab untuk menilai baik buruknya tindakan seseorang. Berfungsi untuk konsentrasi, berkontribusi untuk rasa percaya diri. Sehingga kalau orang kecanduan pornografi yang akan rusak itu otak tengahnya atau prefrontal cortex," kata Boyke pada Rabu (9/11/2022).
Ia kemudian menjelaskan bagaimana kerusakan otak itu bermula.
"Jadi saat orang pertama kali nonton porno dia akan merasa jijik, mau muntah, kok kotor banget? Maka bagian dari tubuh kita akan mengeluarkan hormon yang namanya dopamin. Di dopamin itu akan mengeluarkan (menggantikan) rasa jijik, rasa enek itu dengan rasa nyaman. Namun di samping memberikan rasa nyaman, dia memberikan rasa ketagihan," jelas Boyke.
Boyke menjelaskan ketagihan menonton konten porno akan memaksa otak mengeluarkan dopamin. Alhasil otak akan mengkerut karena terendam dopamin.
"Karena dopamin itu, kan, rangsangan yang lebih-lebih, akhirnya otak tengah mengkerut akibat terlalu sering terendam oleh dopamin. Dan ketika otak mengkerut, yang bersangkutan akan mudah gugup, susah berkonsentrasi, maka kalau diajak ngomong pun dia akan melihat di bawah, enggak liat mata kita," katanya.
Dia tidak bisa merencanakan masa depan, dia tidak bisa mencatat ini benar, ini salah, baik, dan buruk. Karena dia terganggu konsentrasinya, kemampuan belajar menurun, dan rasa percaya diri hilang," jelas Boyke.
"Kecanduan film porno bisa membuat otak tengahnya tidak bekerja. Jika otak tengahnya sudah mulai tidak beres, dia akan berpikir ke arah pornografi terus-menerus," ungkap dr. Boyke dalam pernyataannya di lain kesempatan, Jumat (7/2/2016).