Anies: Pemilu Bukan soal Meneruskan atau Tidak, tapi Meluruskan Tujuan Bernegara

Anies: Pemilu Bukan soal Meneruskan atau Tidak, tapi Meluruskan Tujuan Bernegara

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, mengikuti acara Bimbingan Teknis dan Konsolidasi Nasional Fraksi PKS dan Pimpinan DPRD se-Indonesia di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa (30/5). Dalam sambutannya, Anies menceritakan soal esensi pemilu yang digelar setiap 5 tahun sekali.

Awalnya, Anies bercerita, Indonesia didirikan bukan cuma dengan cita-cita, tapi juga janji kemerdekaan yang harus dilunasi. Janji itu di antaranya adalah untuk melindungi dan mencerdaskan bangsa, hingga menjadi bagian dari dunia internasional.

"Dari 1945 sampai tujuan akhir janji itu dilunasi, setiap lima tahun kita berhenti sejenak," kata Anies di lokasi, Selasa (30/5).

"Saya bayangkan ini seperti perjalanan sebuah kelompok menuju tempat belantara. Kita membawa kompas, kita tentukan siapa ketua regunya, kita jalan. Nanti setiap 1-2 jam kita berhenti, kita lihat kompasnya untuk memastikan kita tetap ada di tujuan yang benar," lanjutnya.

Selain mengecek kompas, kata Anies, saat berhenti sejenak itu mereka juga memilih ketua baru yang akan mengurus kelompok itu. Hingga nanti akhirnya, kelompok ini bisa sampai di tujuan.

"Itulah esensi pemilu lima tahunan. Jadi ini bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan yang dikerjakan kemarin. Ini soal mencapai tujuan bernegara. Jadi pertanyaannya bukan mau diteruskan atau tidak, tapi mau mencapai janji itu [atau tidak]. Itulah pegangan kita," tegasnya.

Anies menyebut, saat berhenti sejenak lima tahun sekali itu, perlu dilihat lagi apakah langkah bangsa ini sudah sesuai dengan janji kemerdekaan atau belum. Jika belum, tugas selanjutnya adalah meluruskan kembali langkah bangsa agar bisa cepat sampai ke tujuan.

"Ketika arahnya terasa melenceng ya kita luruskan. Ini proses normal yang harus kita jalani. Jadi bagi yang sekarang bertugas, jangan pernah khawatir karena tugasnya akan selesai, dan itu proses lima tahunan," tutupnya.

Sebelumnya, dalam sejumlah survei, hingga Mei 2023, mayoritas masyarakat Indonesia masih merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sehingga, mayoritas masyarakat Indonesia disebut ingin presiden yang bisa melanjutkan kinerja Jokowi.

Jokowi juga sebelumnya mengakui ia melakukan cawe-cawe di Pilpres 2024 demi bangsa Indonesia. Menurut penjelasan pihak Istana, salah satu alasannya adalah karena Jokowi berharap pemimpin nasional ke depan bisa mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis di era pemerintahannya, misalnya pembangunan Ibu Kota Negara, hilirisasi, hingga transisi energi bersih.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita