GELORA.CO - Petinggi partai Golkar Airlangga Hartarto menemui mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Sabtu (29/4/2023). Pengamat politik Rocky Gerung menyebut Megawati akan beraksi atas pertemuan tersebut.
Rocky Gerung menilai, pertemuan Airlangga dan SBY bakal mengubah peta politik pertarungan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Pasalnya Rocky Gerung beranggapan datangnya Airlangga ke kediaman SBY di Cikeas merupakan perintah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Politics is the art of attacking the impossible (Politik adalah seni melawan yang tidak mungkin),” kata Rocky Gerung dilansir melalui tayangan Rocky Gerung Official, Minggu (30/4/2023).
Kedatangan Airlangga ke kediaman SBY adalah hal yang sebetulnya tidak mungkin kecuali atas persetujuan Pak Jokowi, menurut Rocky Gerung.
“Kan nggak mungkin Airlangga itu sebagai bagian dari kabinet Jokowi suka-suka dia pergi ke SBY kalau nggak ada semacam lampu hijau dari Jokowi,” katanya.
“Dari segi itu, sinyal pada PDIP juga makin keras bahwa Jokowi tidak suka politik PDIP mengambil Ganjar padahal kita tahu bahwa masih ada kartu lain dari Jokowi,” imbuhnya.
Menurut Rocky Gerung, Jokowi yang dikelilingi lembaga survei menilai Ganjar merupakan sosok yang kurang menguntungkan bila dicalonkan oleh PDIP.
“Maka dari itu Dalam waktu dekat nanti beberapa hari kita akan lihat ada counter attack (serangan balik) dari PDIP karena begitu ada kegiatan yang mendekat ke SBY, kuping Mega itu langsung panas.” tegas Rocky.
Dengan kunjungan Golkar ke Demokrat ini semakin menegaskan bahwa Jokowi menjauh dari poros PDIP.
“Saya juga tidak bisa membayangkan ibu Mega tiba-tiba dengan transaksi apapun mau menerima Golkar karena agak sulit secara ideologis, dalam sejarah Golkar - Soeharto kan bermusuhan terus dengan PDIP,” jelasnya.
Maka, lanjut Rocky Gerung, amat mungkin juga menganggap bahwa Jokowi telah menerima keadaan bahwa Anies juga faktor yang patut diperhitungkan.
“Karena itu disuruhlah Airlangga itu mendekat ke kubunya. Ini semakin memperkuat sinyal bahwa Anies akan diterima sebagai kandidat ketiga,” terang Rocky.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh pidato Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengatakan bahwa semua orang berhak memilih dan dipilih.
“Kita sekarang sudah mulai membaca bahwa Pak Jokowi betul-betul tidak happy dengan pencalonan Ganjar pranowo,” ucapnya.
“Dia tahu bahwa Ganjar itu akhirnya tidak punya efek yang (Red: signifikan) setelah dihitung-hitung,” imbuhnya.
Apalagi Ganjar sendiri, menurut Rocky Gerung tidak memperlihatkan mental sebagai pemimpin, melainkan hanya sebagai petugas partai.
“Ganjar mana yang sebetulnya berwibawa nggak ada, karena yang ada Ganjar sebagai petugas partai bukan Ganjar sebagai calon presiden,” ujarnya menyimpulkan pidato Megawati.
“Seseorang yang sudah ditunjuk oleh sejarah seharusnya sudah bisa menunjukkan kredibilitasnya sebagai calon presiden,” tambah Rocky Gerung.
Padahal Ganjar sudah masuk dalam dalam memori publik sebagai calon presiden. “Udah nggak usah peduli lagi soal dia dicalonkan oleh Megawati. Ngapain takut lagi,” tegas Rocky Gerung.
Apabila Ganjar terus menerus tunduk pada Megawati, maka menurut Rocky dia tengah mempromosikan feodalisme.
“Itu kelemahan moral karena ketika dia dipaksa oleh sejarah untuk jadi leader, eh, dia jadi dealer. Itu yang mau saya tegur. Harusnya bisa fighter mengabaikan segala rintangan,” tuturnya.
Kunjungan Airlangga ke SBY yang pernah memimpin Indonesia selama 10 tahun menurutnya akan memperoleh reaksi dari Megawati.
Sumber: tvone