GELORA.CO - Politikus Golkar sekaligus loyalis Anies Baswedan, Andi Sinulingga mempertanyakan kondisi Jawa Tengah (Jateng) yang di bawah kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo selama 10 tahun.
Hal itu ditanggapi Andi Sinulingga melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Andi Sinulingga mempertanyakan kondisi Jateng lantaran BPJS Kesehatan telah mencatat kepesertaan di wilayah DKI Jakarta mencapai 98 persen atau 11.038.892 jiwa.
Andi Sinulingga pun menegaskan bahwa saat awal Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, terdapat warisan gubernur sebelumnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) soal 21 persen warga DKI yang tak terlayani dalam fasilitas kesehatannya.
"Ketika awal Anies bertugas, ada 21 persen warga DKI yang tak terlayani JKN (warisan ahok). Tak sampai 5 tahun menjabat, Anies bereskan semuanya," ungkap Andi Sinulingga dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Senin (15/5).
"Ada yang tahu gimana di Jateng selama 10 tahun dipimpin ganjar? Ada berapa juta lagi rakyat yang belum tercover JKN," tandasnya.
Sementara itu, Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jabodetabek Bona Evita mengatakan capaian terkait 98 persen warga DKI Jakarta yang sudah dicover BPJS Kesehatan tidak terlepas dari dukungan dari satuan kerja, seperti Dinas Kesehatan dalam pengelolaan data Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) yang di daftarkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi pun memastikan pekerja di wilayah DKI Jakarta sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
"Selain itu juga Dinas Sosial dalam pengelolaan peserta Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI-JK), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk memastikan setiap peserta yang terdaftar mempunyai NIK yang valid, serta peran Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik dalam menyebarluaskan informasi tentang Program JKN-KIS," kata Bona mengutip dari CNBC.
Terkait hal ini, BPJS Kesehatan pun disebutkan akan terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik, khususnya bagi peserta JKN-KIS di wilayah DKI Jakarta.
Adapun hadirnya berbagai inovasi dalam pemberian layanan yang juga banyak dirasa sangat memudahkan peserta dalam mengakses layanan di seluruh fasilitas kesehatan, sehingga peserta JKN-KIS sudah tidak perlu lagi menghabiskan waktu banyak untuk mengakses pelayanan.
Hal tersebut dibuktikan dengan terus dikembangkannya sistem antrean online yang diintegrasikan ke dalam aplikasi Mobile JKN. Bona menyebut, dengan hadirnya layanan tersebut, peserta sudah tidak perlu datang ke Puskesmas untuk mengambil nomor antrean.
Hanya dengan memanfaatkan gawai yang dimiliki, Bona mengatakan hal tersebut bisa mengurangi waktu tunggu peserta di Puskesmas dan juga bisa menyesuaikan waktu kedatangan ke FKTP, sehingga dapat menghindari kerumunan dalam waktu yang lama dan secara tidak langsung mengurangi transmisi Covid-19.
Sumber: newsworthy