GELORA.CO - Penghargaan yang diterima Jawa Tengah (Jateng) sebagai Pemerintah Provinsi (Pemprov) kinerja terbaik menuai kritikan dari warganet. Penghargaan itu disebut semu.
“Penghargaan Semu?” ujar tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI, Munir Timur, dikutip dari cuitannya di Twitter, Sabtu (29/4/2023).
Munir mengatakan, penghargaan untuk Ganjar itu bak air dari panci dituangkan ke periuk. Sama-sama alat dapur.
“Yang endorse Ganjar sebagai Capres presiden aktif Jokowi, lalu yang beri award ke Ganjar anak buah Jokowi pula. Apa yang bae?” ungkapnya.
Pria yang menyelesaikan magisternya di bidang konsentrasi kebijakan publik itu mengatakan, apa yang ia sampaikan hanya pendapat netizen.
“Salah? Tidak juga. Mau bilang netizen subjektif--juga belum tentu. Para filsuf berkata, ‘objektivitas adalah subjektif yang diterima.’ Sebab itulah pendapat netizen perlu dipertimbangkan sebaik mungkin,” jelasnya.
Penghargaan Semu?
— Munir (@Munir_Timur) April 29, 2023
Netizen berpendapat, penghargaan untuk Ganjar itu bak air dari panci dituangkan ke periuk. Tentu saja periuk dan panci adalah teman sejawat. Sama-sama alat dapur.
Yang endorse Ganjar sebagai Capres presiden aktif Jokowi, lalu yang beri award ke Ganjar anak… https://t.co/a1L97P08T4 pic.twitter.com/2S7KgNn2fL
Menurutnya, apa yang diraih Jateng tak perlu dibanggakan berlebihan. Ia menilai, output dari suatu kinerja pemerintahan tak dilihat dari secarik kertas yang diteken anak buah presiden. Tapi dari capaian-capaian terukur ekonomi daerah.
“Dalam beberapa aspek, Jawa Tengah di tangan Ganjar tak memperlihatkan perubahan yang akseleratif. Biasa saja tuh,” terangnya.
Ia mencontohkan, dalam perkembangan kapasitas fiskal daerah, ternyata Indeks Kapasitas Fiskal daerah (IKFD) Jateng sedang aja. Bukan sangat tinggi.
“Beda lah dengan Jawa Barat yang IKFD-nya sangat tinggi; setali tiga uang DKI. IKFD yang tinggi membuat ekspansi fiskal daerah lebih baik,” paparnya.
Munir heran, bagaimana cara ekspansi belanja untuk kesejahteraan masyarakat Jateng. Karena kapasitas fiskal Pemprov terbatas. Terkecuali IKFD Jateng tinggi seperti Jabar.
“Itu artinya kinerja Pemprov Jateng di tangan Ganjar dia periode, dalam meng-create ekonomi daerah, tak mampu mengakslerasi PAD,” ucapnya.
“Kan logikanya begitu, kalau PAD tinggi, maka ruang fiskal daerah terbuka dan feasible untuk belanja daerah untuk program-program pro rakyat,” sambung Munir.
Apa yang ia paparkan, kaya dia hanya satu aspek. Tapi itu saja, menurutnya Pemprov Jateng di tangan ganjar biasa-biasa saja.
“Tapi sudahlah. Kalau memang penghargaan itu bisa bikin kalian seneng. Nikmatilah bang. Bagi rakyat yang melek soal ouput dari kinerja, dia bisa mengukur, apa betul kinerja Ganjar 2 periode itu luar biasa. Atau biasa-biasa saja,” pungkasnya.
Sumber: kontenjatim