GELORA.CO - Pembengkakan utang pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang kini dibebankan kepada Indonesia dianggap sebagai bagian tipu muslihat China.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie memaparkan, soal bunga utang pembiayaan KCJB yang awalnya dinegosiasi sebesar 2 persen dan berubah menjadi 3,4 persen, juga jadi persoalan.
"China melihat pemerintah Indonesia bisa dikadalin," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (14/4).
Berdasarkan kalkulasinya, utang pemerintah Indonesia terhadap China akan terus membengkak, dengan nilai tahunan mencapai triliunan rupiah.
"Jadi awalnya 2 persen suku bunga dan dia melonjak menjadi 3,4 persen. Jadi setiap tahun APBN kita terkuras Rp 2 triliun," urainya.
Lebih lanjut, doktor komunikasi politik America Global University ini menduga, kebaikan bunga utang pembiayaan KCJB disebabkan negosiasi yang gagal dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan.
"Saya kira ini buah keangkuhan Luhut Binsar Pandjaitan yang kalah dalam negosiasi dengan pemerintah China. Gara-gara Jokowi dan LBP ngotot, maka China dengan segala tipu dayanya memperdayai pemerintahan Jokowi," tutup Jerry.
Sumber: rmol