GELORA.CO - Prabowo Subianto kembali dikhianati oleh koleganya jelang Pemilu 2024. Itu diakui Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Petinggi Gerindra yang juga kemenakan Prabowo ini, memastikan Ketua Umum Gerindra itu tak pernah merasa dendam kepada pihak-pihak yang berkhianat itu.
Meski begitu, Sara panggilan akrabnya tak menjelaskan secara detail bentuk penghianatan apa yang dialami kembali oleh pamannya tersebut.
“Wis wayahe.. 2024 Indonesia harus jadi pemenangnya. Beliau paling ikhlas, paling rela… dikorbankan, dikhianati, dikecewakan berulang kali, tapi tak pernah mendendam. Karena semua demi Indonesia,” kata Sara melalui akun Instagram @rahayusaraswati, Kamis, 27 April 2023.
Dalam unggahannya di media sosial tersebut, Sara juga memposting foto Prabowo Subianto dengan menggunakan jas lengkap sedang hormat di depan bendera Merah Putih. Selain itu, Sara menambahkan lagu Tanah Airku dalam postingan tersebut.
Anak Hashim Djojohadikusumo itu memastikan, jika Prabowo tidak akan menggunakan ego pribadinya dalam urusan bangsa. Namun sebagai keluarga, kader dan para pendukung tidak rela jika Prabowo kembali dikhianati.
“Bukan ego beliau yang tak bisa berkompromi. Itu sudah terbukti. Ego kami pendukungnya lah yang tak rela melupakan perjuangannya, pengorbanannya, dan semangatnya,” ujarnya.
Sebagai informasi, Prabowo Subianto memang beberapa kali terkena ‘gocek’ oleh kolega politiknya. Sebagai contoh, saat Pemilu 2014 lalu Prabowo juga dikhinanati oleh PDIP soal dukungan di Pilpres. Sebab pada saat itu PDIP memilih mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres dan berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) di 2014.
Padahal sebelumnya, Prabowo dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah membuat kesepakatan dalam sebuah perjanjian di Batu Tulis. Dalam perjanjian Batu Tulis itu, PDIP disebut akan mendukung Prabowo Subianto pada Pemilu berikutnya yakni di 2014.
Hal yang sama juga terjadi baru-baru ini. Sebab sebelumnya, Presiden Jokowi yang sejak awal sering menyebut bahwa Prabowo sebagai calon pemimpin penerusnya, namun belakangan justru hanya isapan jempol.
Sebab meski terus menggandeng dan mengendorse Prabowo, Presiden Jokowi dan PDIP justru malah mendukung dan mendeklarasikan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) sebagai capres di 2024.
Bahkan sebelum pengusungan Ganjar sebagai capres, Jokowi sangat intens bertemu dengan seluruh ketum parpol kecuali NasDem untuk membahas perkembangan politik di 2024.Terakhir, Jokowi kabarnya menjadi ‘motor’ terbentuknya koalisi besar atau kebangsaan yang beranggotakan gabungan dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR). KIB sendiri terdiri dari Golkar, PAN, dan PPP. Sedangkan koalisi KIR terdiri dari Gerindra dan PKB.
Sumber: herald