GELORA.CO - Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan bahwa keputusan ketiga partai di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dalam meneken piagam merupakan langkah yang bagus dari segi politik.
Pasalnya, dengan penekenan ini, Partai Demokrat pun akan tetap berada di koalisi dan tak akan mungkin memiliki rencana untuk kabur dari koalisi di masa yang akan datang.
Menurut Ray, Agus Harimurti Yudhoyo (AHY) hanya memiliki satu keinginan untuk masuk ke dalam Koalisi Perubahan, yakni menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Anies Baswedan.
“Kalau AHY itu tidak dijadikan sebagai calon wakil presiden, dia punya potensi untuk keluar dari koalisi ini. Itu daya tawar yang cukup kuat bagi Demokrat kan,” ucap Ray dikutip dari kanal YouTube-nya Akbar Faizal Uncensored pada Senin (10/04/2023).
Ray juga menambahi bahwa Koalisi Perubahan tak akan mampu bertahan tanpa adanya Demokrat. Jika pada akhirnya Demokrat mundur dari koalisi, maka Anies tak bisa maju sebagai capres.
Selain itu, Ray juga memprediksi bahwa Anies tidak akan memilih AHY jika hingga bulan Juni KPP tak kunjung menyatakan AHY sebagai cawapres Anies Baswedan.
“Bila sampai Juni mereka tidak mengumumkan AHY sebagai calon wakil presiden, maka itu artinya koalisi ini mungkin akan memilih calon yang lain. Bukan AHY,” kata Ray.
Namun, dengan pengikatan ini juga Demokrat tak lagi bisa leluasa menentukan sikap. Mereka sudah terjerat dengan aturan dalam piagam dan tak bisa mundur kembali.
Maka dari itu, Ray menyatakan bahwa penekenan piagam KPP hanya menjadi kemenangan untuk Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Ini kemenangan setengah dari dua partai, yaitu kemenangan NasDem dan PKS untuk merangkul ya, mengikat Partai Demokrat di dalam koalisi ini yang semula punya potensi dia untuk keluar kalau tidak dapat jatah wakil presiden,” jelasnya.
Sumber: kontenjatim