GELORA.CO - Idul Fitri 2023 atau 1 Syawal sepertinya akan mengalami perbedaan. Muhammadiyah jauh-jauh hari telah menetapkan awal puasa pada 22 Maret dan Idul Fitri pada 21 April 2023.
Namun pemerintah dan PBNU serta sejumlah ormas lainnya masih menanti penampakan bulan baru atau hilal lewat peneropongan langit.
Berbeda pula dengan kelompok Habib Rizieq Shihab, mereka menyebut bahwa Habib Rizieq berkompeten dalam ilmu falak dan perhitungan penetapan 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri.
“Beliau memiliki ilmu dan mempraktikkan ilmu yang beliau miliki terkait ilmu falak dan perhitungan jatuhnya 1 Syawal 1444 H,” kata Juru Bicara Habib Rizieq, Aziz Yanuar, mengutip fajar.co.id, Selasa (18/4/2023).
Kendati pandai dalam ilmu falak, kata dia, namun pihaknya menyerahkan penetapan hari raya Idul Fitri kepada pemerintah dan ormas lainnya.
“Namun beliau menyerahkan kepada masyarakat untuk ikut pemerintah ataupun ormas lain yang berkompeten dalam hal tersebut sesuai dengan ijtihad pihak yang berilmu tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Aziz Yanuar menegaskan bahwa perbedaan dalam menentukan lebaran Idul Fitri merupakan kekayaan khazanah dalam ilmu fiqih dan dunia islam.
“Tapi perlu digaris bawahi bahwa perbedaan pendapat dalam penentuan tersebut bukan merupakan masalah karena membuktikan khazanah ilmu dan kedewasaan masyarakat dalam menyikapi perbedaan dalam hal fiqih dalam dunia Islam,” pungkasnya.
Sumber: kontenjatim