GELORA.CO - Media ternama asal Israel, Jerusalem Post mengecap Indonesia sebagai negara terbelakang pasca gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Pada akhir Maret 2023, FIFA memutuskan Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
FIFA pun telah menjatuhkan sanksi administratif terhadap Indonesia yang disebut gagal menjadi tuan rumah dua bulan sebelum turnamen dimulai.
Adapun semua permasalahan dimulai dari penolakan timnas Israel u-22 bermain di Indonesia oleh tokoh-tokoh politik dan oknum lainnya.
Hal ini mendapat sorotan tajam dari Jerusalem Postselaku salah satu media ternama di negara tersebut.
Mereka menilai bahwa Indonesia melakukan blunder diplomatik karena menolak Israel yang datang ke Indonesia dengan tujuan bersaing di turnamen olahraga semata.
Oleh karena itu, Jerusalem Post menyebut Indonesia bukanlah bangsa yang modern dan justru terbelakang karena masih dibutakan oleh Sikap anti-Israel.
"Sikap anti-Israel Indonesia menjadi blunder tujuan diplomatik negara itu sendiri - editorial" judul artikel Jerusalem Post, dikutip BolaSport Senin (10/4/2023).
"Citra yang diproyeksikan Indonesia bukanlah bangsa yang modern dan berwawasan ke depan."
"Melainkan sebagai negara terbelakang yang masih dibutakan oleh sikap anti-Israel," tulis lead berita mereka.
"Indonesia menghadapi hukuman FIFA karena sikap anti-Israel mereka," lanjut tulisan tersebut.
Adapun dalam beritanya, Jerusalem Post mengungkit tragedi Kanjuruhan di Malang pada 1 Oktober 2022 silam lalu yang menewaskan 132 orang.
Menurut mereka, kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 sebenarnya bisa menjadi pembuktian Indonesia kepada dunia bahwa Indonesia telah berubah.
"Terakhir kali Indonesia menjadi berita utama dunia adalah penyerbuan di stadion sepak bola (Kanjuruhan) Oktober lalu yang menewaskan 135 orang dan dipicu oleh penggunaan gas air mata oleh polisi."
"Inilah (tuan rumah Piala Dunia U-20 2023) kesempatan bagi Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia dan rakyatnya sendiri bahwa Indonesia jauh lebih baik dari itu.
"Inilah kesempatan sempurna bagi Indonesia untuk melangkah maju," tulis mereka.
Selain itu, mereka juga mengungkit langkah anti-Israel yang diambil Indonesia pada tahun 1958.
Sebelumnya pada tahun 1958, Indonesia mengambil langkah penolakan bertanding melawan atlet Israel pada babak kualifikasi Piala Dunia.
"Ini bukan kali pertama Indonesia mengambil langkah melawan atlet Israel."
"Pada tahun 1958, Indonesia (bersama dengan Turki dan Sudan) keluar dari babak kualifikasi Piala Dunia untuk menghindari bermain melawan Israel."
"Saat ini, Turki dan Sudan sama-sama memiliki hubungan dengan Israel."
"Sementara posisi Indonesia terhadap negara Yahudi tetap membeku seperti 65 tahun lalu," tulis mereka.
Lebih lanjut, Jerusalem Post menyebut sikap anti-Israel merugikan Indonesia sendiri, terutama kesempatan para pemain mudanya untuk bersaing di level internasional.
"Antipati terhadap Israel begitu membutakan Indonesia sehingga negara tersebut mengambil langkah yang bertentangan dengan kepentingannya sendiri."
"Menjadi tuan rumah turnamen ini akan memungkinkan tim junior mereka, yang tidak memenuhi syarat atas kemampuannya sendiri, untuk berpartisipasi."
Selain itu, juga bunuh diri mematikan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri yang dinilai mereka mengalami kerugian besar.
"Dan menjadi tuan rumah turnamen diharapkan dapat menghasilkan pemasukan beberapa ratus juta dolar ke dalam ekonomi lokal," tulisn laporan Jerusalem Post.
Sumber: bolasport