GELORA.CO - Menkopolhukam Mahfud MD menjadi pembicara dalam acara Ngaji Kebangsaan di Masjid Syuhada, Kotabaru, Kota Yogyakarta, Sabtu (1/3) malam. Di dalam ceramahnya, Mahfud sempat menyinggung soal politik di masjid.
"Apakah di dalam masjid boleh berpolitik? Boleh, tetapi politik yang politik tingkat tinggi," kata Mahfud.
"Politik inspiratif, mengajarkan keadilan, mengajarkan demokrasi, mengajarkan pemerintah yang tegas," jelasnya.
Yang tidak boleh dilakukan di masjid ditegaskan Mahfud adalah politik praktis. "Politik inspiratif itu boleh. Memerintahkanmu supaya adil, itu di dalam masjid boleh, di dalam gereja boleh. Tetapi jangan politik praktis, politik praktis," tuturnya.
Mahfud kemudian mencontoh politik praktis yang tak boleh dilakukan di masjid. Misal saja pencalonan DPR.
"Calonnya 1 saya, 2 Pak Sumadi (Pj Wali Kota Yogya). Terus penceramahnya 'jangan pilih Pak Mahfud, Pak Mahfud bohong' itu politik praktis, itu tak boleh di masjid," jelasnya.
"Politik inspiratif bahwa pemilu harus jujur dan adil itu nggak papa. Tapi siapa calon yang bagus 'oh yang bagus itu si itu', nggak boleh. Jangan pilih partai ini, pilih partai ini, itu nggak boleh," bebernya.
Soal pemilu, Mahfud menjelaskan tujuan pemilu adalah memilih pemimpin yang harus ditaati bersama. "Oleh karena itu siapa pun yang dipilih oleh rakyat ya harus kita taati, jangan sampai menimbulkan permusuhan sejak zaman kampanye. Jadi mari jaga bangsa kita ini dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.
Sumber: kumparan