GELORA.CO, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Taufiq R Abdullah mendukung Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman meningkatkan taktik dan strategy pertempuran khusus prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) untuk Selamatkan Pilot Susi Air dan menumpas Kelompok Separatis Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
“Pernyataan KSAD (Jenderal Dudung) itu menjadi pegangan bagi Kopassus untuk terus berinovasi dalam hal metodologi perang terkait taktik perang, persenjataan, alutsista dan segala macam. Memang harus terus menerus inovasi sesuai dengan perkembangan,” ujar Taufiq saat dihubungi, Kamis (20/4/2023).
Menurut Taufiq, prajurit Kopassus
memang harus memiliki kemampuan pertempuran yang baik karena kopassus pasukan elit dan menjadi perhatian dunia. Dan sebagai pimpinan tertinggi di kesatuan Angkatan Darat, menurut Taufiq, Jenderal Dudung harus terus menyampaikan tentang inovasi taktik pertempuran khusus kepada prajurit Kopassus.
“Harus disampaikan secara terus menerus oleh seorang KSAD karena memang Kopassus unsur yang paling ditakuti di jajaran tentara,” katanya.
Taufiq meminta penumpasan KKB tidak cukup dengan hanya pendekatakan humanistik. Tapi, juga harus dilakukan pendekatan komprehensif dan holistik. Sebab, KKB sudah menjadi ancaman keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa. Hal itu dapat dilihat dari serangan kepada prajurit TNI-Polri dan masyarakat sipil. Mereka sudah banyak yang menjadi korban dari tindakan biadap separatis dan teroris KKB tersebut.
“Kalau menurut saya pendekatan humanisme itu salah satu pendekatan yang harus diterapkan. Pendekatan yang tepat harus komprehensif, artinya holistik menyangkut seluruh aspek kehidupan,” tegasnya.
Contoh pendekatan komprehensif dan holistik yang dimaksud politisi dari Fraksi PKB ini adalah soal perhatian pemerintah kepada masyarakat Papua dari sisi pembangunan ekonomi, baik dari segi infrastruktur maupun pendepatan masyarakat.
Begitu juga dari sisi pendidikan masyarakat Papua yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah. Hal yang sama juga yang perlu diperhatikan soal kesehatan, wawasan nasional dan kebangsaan. Hal ini oleh Taufiq dianggap sangat penting bagi masyarakat Papua.
“Pendekatan komprehensif dan holistik harus melibatkan komponen bangsa. Ada pendekatan humanis, tapi ketika menghadapi kekerasan harus diterapkan juga sesuai dengan kondisi lapangan. Jadi humanisme dalam hal ini juga harus kontekstual. Ketika ada bahaya mengancam nyawa orang maka bahaya itu harus ditumpas agar tidak mengancam nyawa orang lain. Jadi tidak mutlak pendekatannya humanisme,” tukasnya.
“Jadi humanisme adalah salah satu spirit yang bisa menjadi salah satu pendekatan. Implemensinya harus sesuai dengan kondisi lapangan. Tidak mungkin kita menghadapi orang menembak kita, lalu kita diam saja, tanpa harus melakukan perlawanan, itu sesuatu yang konyol,” tambah Taufiq.
Taufiq kemudian berharap kemampuan intelijen harus diperkuat karena hal ini sangat penting mengingat kondisi lapangan di Papua cukup sulit untuk mengidentifikasi keberadaan separatis KKB.
“Dan sudah waktunya kita memiliki peta kekuatan lawan dan bisa mencapai sasaran tanpa harus ada korban sipil,” pungkas Taufiq. (*)