GELORA.CO -Bagi-bagi amplop berlogo PDI Perjuangan, di sejumlah tempat ibadah di Sumenep, Madura, Jawa Timur, oleh politisi yang membagikan diklaim sebagai zakat.
Pengamat kebijakan publik dari Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, menilai klaim itu bertolak belakang dengan standar nilai kepantasan sosial politik di Indonesia.
“Saya kira pembagian amplop di masjid tak boleh melanggar etika Pemilu,” tutur Jerry, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (8/4).
Dia justru mempertanyakan kebenaran klaim oknum politisi PDIP, khususnya yang gambar foto wajahnya ada di amplop berlogo PDIP yang dibagikan di 4 masjid dan 1 mushola di wilayah Sumenep.
“Apa dasar dia membagikan amplop, mau maju lagi atau sekadar membantu orang lemah?” Jerry balik bertanya.
Sebab itu dia tak yakin klaim Plt Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Said Abdullah, dan Ketua DPD PDIP Sumenep, Achmad Fauzi.
“Apakah dua oknum itu sudah melakukan hal seperti itu sebelum dia duduk di DPR/DPRD? Sehingga harus jelas, motif elektoral politis atau sosial?” tuturnya.
Sebab, sambung dia, motif politik membagikan uang itu jarang tulus. "Yang ada hanya pembagian fulus bernuansa bulus,” tutup Jerry.
Sumber: RMOL