GELORA.CO - Politisi Partai Gerindra Fadli Zon turut menyoroti keputusan Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang mencoret status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun ini. Meski tak disebut secara gamblang penolakan sejumlah pihak terhadap berpartisipasinya Timnas Israel di gelaran kompetisi sepakbola junior tingkat dunia disebut jadi dasar keputusan FIFA tersebut.
Bagi Fadli, FIFA menerapkan standar ganda dengan keputusan mencabut status Indonesia mengingat Israel telah menjadi isu internasional.
"Membela kepentingan Israel, sembari mengabaikan aspirasi negara-negara lain yang punya garis politik tegas terhadap Israel, membuat FIFA punya standar ganda dalam politik sepakbola," ujar Fadli dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, dikutip Minggu (2/4/2023).
Fadli lantas menyinggung sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada klub Rusia.
"Ketika FIFA dan UEFA menjatuhkan sanksi pelarangan terhadap tim nasional serta klub Rusia untuk berpartisipasi dalam semua kompetisi di bawah FIFA dan UEFA, serta melarang klub dan timnas Belarusia untuk melakukan pertandingan di kandang sendiri sebagai sanksi atas dukungan mereka terhadap Rusia dalam perang Ukraina, apakah itu bukan pelarangan yang bersifat politik?" kritiknya.
Jiika alasannya berlaku adil, Fadli pun membeberkan sejumlah momen di mana Israel bertindak brutal terhadap insan sepakbola Palestina.
Pada November 2006, misalnya, militer Israel pernah mencegah semua atlet sepakbola Palestina untuk berpartisipasi dalam pertandingan final babak penyisihan grup kualifikasi AFC (Asian Football Confederation).
"Aksi yang tak mudah untuk dilupakan adalah ketika Israel tidak mengizinkan para pemain dan ofisial tim Palestina berpartisipasi dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Singapura," tegas anggota Komisi I DPR RI itu.
Aksi jahat Israel tahun 2007 itu telah mengganjal kesempatan timnas Palestina di ajang Piala Dunia. Celakanya, alih-alih membela atlet Palestina dan mengutuk Israel, FIFA malah memutuskan untuk memberikan kemenangan otomatis kepada Singapura 3-0.
"Padahal, kita tahu, dalam pertemuan terakhir kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu, timnas Palestina bisa menekuk Singapura dengan keunggulan telak 4-0," imbuhnya.
Menurutnya, sangat tidak relevan jika FIFA membela atlet Israel dengan dalil fair play. "Seharusnya para atlet Israel itu ditagih pertanggungjawaban moralnya atas aksi brutal dan tidak fair yang dilakukan oleh pemerintah mereka terhadap atlet dan dunia olahraga Palestina," cetusnya.[]
Sumber: akurat