GELORA.CO - Eks politikus Demokrat Tri Dianto berharap Anas Urbaningrum segera berpolitik setelah bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung.
"Saya berharap setelah merdeka, Mas Anas segera berkiprah kembali. Jangan lama-lama istirahat. Kondisi bangsa ini memerlukan gagasan-gagasan dan gerakan-gerakan Mas Anas," kata Tri Dianto, Rabu (12/4).
Tri Dianto yang ikut menjemput Anas bebas dari Lapas merasa bersyukur eks Ketum Demokrat itu lepas pada Ramadan.
"Mas Anas itu jelas banget orang yang dizalimi, dikriminalisasi dan ingin dibiarkan busuk di penjara. Tetapi saya yakin Mas Anas akan tetap semangat bekerja untuk negeri ini dan tetap akan bersinar. Mau ditaruh di kubangan atau tempat berlumpur, permata, ya, tetap permata," kata dia.
Seperti diketahui, Anas Urbaningrum disambut bak pahlawan oleh para simpatisannya di luar Lapas Sukamiskin Kota Bandung, Selasa (11/4).
Terpidana korupsi megaproyek Hambalang yang juga mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu langsung berpidato di depan ratusan pendukungnya yang datang dari berbagai organisasi itu.
Dalam pidatonya, Anas sempat menyinggung ‘si pembuat’ skenario
Dia menyampaikan permohonan maafnya kepada orang-orang yang menyusun skenario menjebloskan dirinya ke dalam penjara.
“Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar bahwa dengan saya dimasukkan dalam waktu yang lama di tempat ini, menganggap bahwa Anas Urbaningrum sudah selesai," tutur Anas seperti dikutip dari JPNN Jabar.
"Skenario boleh besar, boleh hebat, tetapi sehebat apa pun, sekuat apa pun, skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan,” imbuhnya.
Menurutnya, setelah hampir sembilan tahun mendekam di balik jeruji, dia akan terus melanjutkan hidup.
Buat Anas, kompetisi dalam hidup adalah hal yang lumrah bagi seorang aktivis sepertinya.
“Dengan begini saya ingin mengatakan kepada semua bahwa saya ingin berpikir ke depan," katanya.
"Dalam tradisi para aktivis, pertandingan dan kompetisi itu hal biasa, kami para aktivis diajarkan itu sejak kecil,” imbuh Anas.
Dia menegaskan kompetisi yang dimaksud adalah dalam konteks demokrasi yang jujur dan adil.
Namun, buat saya pertandingan itu dalam konteks demokrasi adalah pertandingan yang jujur. Tidak boleh menggunakan pihak lain, tidak boleh pakai teknik lama, nabok nyilih tangan (memukul pakai tangan orang lain),” ujar Anas.
Sumber: populis