GELORA.CO - Akun Twitter @PartaiSocmed mengaku mendengar rumor perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjadi anggota konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) meminta porsi sahamnya dikurangi.
Mereka meminta porsi sahamnya dikurangi dengan cara diambil alih oleh China agar beban keuangan mereka berkurang.
“Denger2 BUMN yg jadi anggota konsorsium KCIC sudah minta agar porsi saham mereka dikurangi, diambil alih China agar beban keuangan mereka berkurang,” ujar akun Twitter @PartaiSocmed.
Pemilik akun kemudian menyimpulkan bahwa seandainya hal itu terjadi, maka terjadi pengalihan penguasaan lahan dan aset-aset KCIC lainnya ke tangan China.
“Jika itu terjadi maka akan terjadi pengalihan penguasaan lahan dan aset2 KCIC lainnya ke tangan China,” sambungnya.
Menanggapi rumor tersebut, mantan Sekretaris BUMN Muhammad Said Didu menyebut China tidak mau mengambil proyek Kereta Cepat.
Seingatnya, China sudah pernah ditawari saham-saham tersebut namun menolaknya karena proyek tersebut tidak layak.
“China ga mau ambil proyek yg tdk layak tsb - setahu saya sdh pernah ditawarkan dan China menolak,” ujar Said Didu, dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi pada Jumat (14/4/2023).
Said Didu kemudian membeberkan kebiasaan yang dilakukan China di negara lain yaitu meminta dibayar melalui APBN atau mengambil infrastruktur yang menguntungkan.
“Seperti di negara lain, maunya : 1) dibayar melalui APBN, atau 2) ambil infrastruktur yg untung, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Pelabuhan Tanjung Priok,” ujarnya.
China ga mau ambil proyek yg tdk layak tsb - setahu saya sdh pernah ditawarkan dan China menolak.
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) April 14, 2023
Seperti di negara lain, maunya :
1) dibayar melalui APBN, atau
2) ambil infrastruktur yg untung, seperti Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai dan Pelabuhan Tanjung Priok. https://t.co/qwEz9TuBkx
Sumber: newsworthy