GELORA.CO - Publik beberapa waktu terakhir diramaikan dengan beredarnya tulisan opini dari pakar hukum tata negara yang juga mantan Wamenkumham Denny Indrayana terkait dugaan cawe-cawe atau ikut campurnya Presiden Jokowi di kontestasi Pilpres 2024.
Menurut Denny Indrayana, Presiden Jokowi ikut campur dalam penentuan bakal calon presiden 2024 dan dalam pemilu presiden 2024.
Dengan tegas Denny Indrayana menyebut, bahwa apa yang dilakukan Presiden Jokowi demi mengamankan atau istilahnya 'soft landing' usai lengser dari jabatannya nanti.
Lantas, apa yang mendasari opini dan kritik terbuka Denny Indrayana kepada Presiden Jokowi? Terlebih dia turut menyeret-nyeret dua lembaga KPK dan MK.
Menurut Denny Indrayana, apa yang ditulisnya memang sangat serius. Tulisan itu bukan serta merta analisis kosong, melainkan bersumber dari banyak kalangan lengkap dengan validasi terhadap sumber-sumber tersebut.
"Iya, apa yang saya tulis bukan cukup serius ya, tapi sangat serius. Tulisan itu dari hasil saya membaca situasi, bertemu dengan berbagai kalangan, mendapat informasi, memvalidasi informasi-informasi, itu saya kemudian memutuskan untuk akhirnya terpaksa dalam tanda kutip menulis semacam pandangan yang terbuka kepada publik," kata Denny Indrayana dalam saluran Youtube Road to 2024, disitat Rabu 26 April 2023.
Kata Denny Indrayana, ini bukan kali pertama dirinya menulis surat terbuka kepada Presiden Jokowi. Sebab dirinya juga kerap menulis ketika menemukan hal-hal yang menurutnya esensial dan krusial. Apalagi Denny mengaku menjadi orang yang memilih Jokowi pada 2014 lalu.
Denny bilang, tulisan terbuka soal soft landing Jokowi itu dilakukan agar bersama-sama menjaga proses pemilihan presiden 2024 tidak melenceng, dan tidak keluar dari prinsip pemilihan yang free and fair.
Denny Indrayana soal Siasat Presiden Jokowi
Denny Indrayana lebih jauh menjelaskan apa yang menjadi tulisannya. Menurut dia, bukan hanya dua siasat saja yang dilakukan Presiden Jokowi, melainkan ada 10 siasat yang dilakukannya agar 'soft landing' saat lengser nanti berjalan mulus.
Soft landing tersebut berkaitan dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) berlanjut dan tidak ada masalah ataupun kasus hukum yang menjerat Jokowi ataupun keluarganya di kemudian hari.
Kata Denny, meski di panggung depan seolah mengatakan tidak terlibat, namun jika dilihat dari sudut panggung belakang, Jokowi dinilai sangat serius keterlibatannya.
"Ya tentu ada dinamikanya dia mendukung Ganjar-Sandi Uno dan Prabowo-Airlangga, sambil mengambil langkah-langkah menolak atau bahkan menghilangkan kesempatan peluang Anies Baswedan-AHY."
"Nah ini menurut saya serius kan, seharusnya setiap orang punya kesempatan untuk punya preferensi siapa capresnya presiden, tapi pada saat dengan menjabat masuk ke wilayah mendukung, menggunakan kewenangan dan pengaruhnya, itu melanggar prinsip, karena presiden tentu punya resources untuk dapat mempengaruhi hasil.
Hal inilah yang dinilai Denny tidak boleh dilakukan karena menyebabkan arena pertandingan menjadi tidak netral bagi semua calon kontestan.
"Karena itu pelanggaran konstitusi ini yang lagi-lagi dilakukan oleh Presiden Jokowi. Dengan segala resikonya saya tulis itu, pasti akan tidak nyaman, tapi kan perlu diingatkan baik-baik," kata Denny Indrayana soal campur tangan Presiden Jokowi di 2024.
Sumber: poskota