GELORA.CO - Emil, sapaan Ridwan Kamil angkat bicara soal viralnya pemecatan Muhammad Sabil Fadilah (34) seorang guru SMK honorer asal Cirebon, Jawa Barat.
Sabil dipecat dari sekolah tempat dia mengajar, setelah menuliskan komentar dalam postingan instagram Ridwan Kamil, @ridwankamil.
Dirinya mengakui telah menggunakan fitur "pin" dan menandai komentar Sabil dalam postingannya.
"Oh gini, Kang, kalau saya nge-pin, itu saya sedang mengedukasi kepada orang-orang yang kadang komennya enggak pakai fakta. Saya klarifikasi, sebenarnya itu," kata Emil, kepada Kompas.com, di Kuningan, Rabu.
Emil kemudian membalikan pertanyaan terkait bolehkah berkomentar atau menyampaikan kata kasar.
"Jadi pertanyaan, saya tanya ke akang, kita mengizinkan enggak orang berbicara kasar? Kan enggak. Nanti ditiru, makanya diedukasi," ujar Emil.
Terkait kata "maneh" yang digunakan Sabil, Emil jelaskan soal Undak Usuk Bahasa Sunda. Emil menganalogikan seorang anak kepada orangtua yang menggunakan kata "maneh".
"Kalau orang berbahasa Sunda, itu ada namanya Undak Usuk. Anda bayangkan, Anda bicara begitu (maneh) ke ibu kandung, sopan enggak?" tanya Emil.
Terkait pemecatan Sabil, Emil mengaku tidak tahu menahu.
Emil juga mengatakan tidak melakukan apa pun terhadap Sabil.
"Saya tidak melakukan apa-apa ya. Mungkin ada yang melaporkan atau gimana. Pada dasarnya kritik mah boleh-boleh aja. Saya kan selalu menjawab, kalau mengkritik boleh, kalau tidak sopan ya harus sopan, gitu aja," ungkap Ridwan Kamil.
"Bahwa sekolahnya melakukan sebuah tindakan, kan di luar kewenangan saya," ujarnya.
Sabil Dipecat Cuma Gara-gara Komentar di Postingan Ridwan Kamil
Diberitakan sebelumnya, nasib sial menimpa Muhammad Sabil Fadilah (34) seorang guru SMK honorer asal Cirebon, Jawa Barat.
Dirinya dipecat dari sekolah tempat dia mengajar, setelah menuliskan komentar dalam postingan instagram Ridwan Kamil, @ridwankamil.
Dalam postingannya, Sabil mengomentari unggahan terbaru Ridwan Kamil yang mengapresiasi siswa di Tasikmalaya karena patungan membeli sepatu kepada teman sekelasnya, Selasa (14/3/2023).
Dalam video postingan Ridwan Kamil itu, ia memberi apresiasi ke para siswa dengan melakukan sambungan melalui aplikasi Zoom.
Ridwan Kamil tampak mengenakan jas berwarna kuning.
Jas yang identik dengan atribut Partai Golkar, partai Ridwan Kamil saat ini.
Atas hal tersebut, Sabil pun bertanya kepada Ridwan Kamil lewat kolom komentar kepada Ridwan Kamil.
Sabil menanyakan posisi Ridwan Kamil ketika memberikan apresiasi, sebagai seorang Gubernur Jawa Barat, seorang kader Partai Golkar atau sebagai pribadi.
"Dalam zoom ini, maneh teh keur jadi gubernur jabar ato kader partai ato pribadi @ridwankamil???? ("Dalam zoom ini, kamu lagi jadi gubernur atau kader partai atau pribadi)" tulis Sabil.
Komentar Sabil lalu dibalas Ridwan Kamil. "@sabilfadhillah ceuk maneh kumaha (menurut kamu gimana)?" jawab Ridwan Kamil.
Saat dikonfirmasi, Sabil mengatakan, setelah komentarnya di-pin Ridwan Kamil, banyak netizen yang mengirimkannya pesan cacian.
"Banyaklah komen netizen pada nyerang, baik di-postingan RK (Ridwan Kamil). Bahkan postingan IG aku. Sampai menandai lembaga tempat aku bekerja dengan kalimat kasar," kata Sabil saat dikonfirmasi lewat pesan singkat, Rabu (15/3/2023).
Tak hanya itu, Sabil yang tercatat sebagai guru di dua SMK di Cirebon, menjalani dua kali sidang dengan keputusan diberhentikan dari dua sekolah tersebut.
"Alhamduliallah, per hari ini saya sudah dikeluarkan," ucap Sabil.
Sabil mengaku komentar tersebut dilayangkan sebagai bentuk kritik.
Sebab, saat berbincang dengan para siswa, Ridwan Kamil tengah mengenakan jas berwarna kuning.
Warna itu lekat dengan warna Partai Golkar di mana Ridwan Kamil merupakan kader dari partai berlambang beringin tersebut.
"Kritik saja sebagai warga Jabar, di mana RK sedang berhadapan dunia pendidikan SMP Tasik, tapi pakaai jas warna kuning. Mempertanyakan sih lebih tepatnya sebagai gubenur, atau kader partai, atau pribadi," tuturnya.
Ia pun menyampaikan permohonan maaf kepada Ridwan Kamil atas komentarnya itu.
"Ya, minta maaf jika menyingung Kang Emil dan semoga dapodik (data pokok pendidikan) saya tidak dicabut," jelasnya.
Sumber: wartakota