GELORA.CO - Wakil Ketua Partai Gelora sekaligus Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI Fahri Hamzah menyoroti pengungkapan adanya kejanggalan transaksi Kemenkeu senilai Rp349 triliun oleh Menko Polhukam Mahfud MD.
Terkait hal itu, Fahri menyebut bahwa persoalan itu akan sulit ditemui jalan keluarnya. Justru yang ada hanyalah penyelesaian di balik layar oleh pihak-pihak terkait.
“Kalau saya pengalaman mengikuti isu hot itu atau yang viral, yang ramai itu selalu percaya bahwa di negara kita itu tidak ada yang akhirnya diselesaikan,” ungkap Fahri.
Ia lantas menilai bahwa Indonesia menjadi sebuah negara yang memiliki bakat bersekongkol, apalagi dalam hal korupsi.
Sementara jalan keluar yang biasanya ditempuh yaitu dilakukan dengan penyelesaian di balik layar. Artinya, kasus yang belum tuntas sengaja dibiarkan begitu saja lantaran ada kompromi antar pejabat dan lembaga negara.
“Dan saya percaya bahwa bangsa kita ini kayaknya memang punya bakat bersekongkol yang sangat baik, dan penyelesaian di belakang layar itu selalu dianggap lebih penting daripada di hadapan publik,” terangnya.
Fahri mencontohkan kasus yang menjerat Ferdy Sambo dan Rafael Alun belum lama ini. Keduanya dimunculkan supaya seolah-olah institusi telah bekerja keras.
“Jadi Alun dan Sambo itu monument-monumen saja di institusinya yang dimunculkan untuk mendinamisasi seolah negara ini bekerja untuk menuntaskan perkara-perkara,” bebernya.
“Tapi ya nggak ada ujungnya, nanti sandiwaranya dibikin asik,” tandasnya.
Sumber: kontenjatim