Tetap Pede Bisa Nyapres, Cak Imin: Dosa dan Haram Kalau Saya Tidak Percaya Diri

Tetap Pede Bisa Nyapres, Cak Imin: Dosa dan Haram Kalau Saya Tidak Percaya Diri

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Maju sebagai calon presiden pada kontestasi politik 2024 tentu butuh modal besar. Tak hanya modal finansial, latar belakang partai politik ikut mempengaruhi seseorang untuk percaya diri maju sebagai capres.

Di antara sekian kandidat yang diprediksi akan bertarung pada Pilpres 2024, nama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar, adalah yang cukup pede untuk bertarung menjadi RI-1. Selain sosok Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Muhaimin Iskandar mengatakan, hasil Muktamar PKB Bali 2019 memandatkan dirinya sebagai calon presiden (capres). Dirinya pun sangat optimistis bisa maju sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.

"Saya ditanya wartawan kok Pak Muhaimin pede banget nyapres? Saya jawab, dosa dan haram kalau saya enggak percaya diri maju pada Pilpres 2024," kata Cak Imin, sapaan akrabnya. saat berpidato pada Rapat Koordinasi Caleg PKB se-Kalimantan Selatan di Kota Tanahbumbu, Rabu (15/3).

Cak Imin lantas mengurai sejumlah alasan mengapa dirinya sangat percaya diri untuk nyapres. Pertama, PKB sebagai parpol yang didirikan oleh para ulama Nahdlatul Ulama (NU) memiliki ideologi, cita-cita, gagasan, teori, ajaran serta doktrin yang lengkap.

"Mulai dari tata cara kerja bagaimana membangun dan menata umat, menata bangsa. Panji-panji, dasar ahlussunnah, doktrin, ajaran, teori di Nahdlatul Ulama itu lengkap. Tidak hanya teori, tapi lengkap dengan praktiknya," tuturnya.

Kedua, modal sejarah PKB sebagai parpol pewaris tunggal agenda dan perjuangan politik NU.

"PKB sebagai pewaris tunggal agenda politik Nahdlatul Ulama. Boleh ada satu dua partai yang mengaku NU, bahkan PAN. Silakan mengaku, tapi pewaris sah mandat politik NU hanyalah PKB," jelasnya.

"Silakan bongkar dada saya, bongkar sejarah, PKB lah perwaris sejarah politik dan perjuangan NU sejak sebelum kemerdekaan, era Soekarno, Soeharto, sampai Reformasi. Silakan dibaca sejarahnya, kesimpulannya hanya satu: PKB," sambung Cak Imin.

Menurut Cak Imin, dua modal tersebut sudah cukup bagi PKB untuk memimpin bangsa yang kaya raya namun dinilai masih banyak rakyatnya yang miskin ini.

"Amat sangat bodoh kalau ada kader PKB yang tidak percaya diri. Karena saya adalah penerima mandat perjuangan, mandat yang panjang dan mulia," demikian Cak Imin.

Sumber: RMOL
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita