GELORA.CO -Hampir enam bulan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, memimpin ibukota. Namun dalam kurun waktu tersebut, tidak ada terobosan yang ditunjukkan sang Pj Gubernur.
Demikian pandangan Koordinator Jaringan Warga Kota Jakarta (Jaga Kota), Lis Sugiyanto, melalui keterangan yang diterima Kantor Berita RMOLJakarta, Minggu (12/3).
Kondisi ini berbeda saat DKI dipimpin Anies Baswedan selama lima tahun. Jakarta mampu tampil sebagai kota kolaboratif yang mengutamakan kepentingan kesejahteraan dan keselamatan warga.
"Anies mampu menjalankan kepemimpinannya secara orkestrasi," kata Anto, sapaan Lis Sugiyanto.
Mulai dari persoalan banjir, kemacetan, polusi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, sampai kesejahteraan lansia dijadikan program mendesak. Dan semua warga DKI bisa merasakan manfaatnya.
Sementara, bersama Heru Budi Hartono, warga Jakarta tidak menerima manfaat apapun, karena Pj Gubernur DKI sama sekali tidak memiliki terobosan dalam memimpin ibukota.
"Enam bulan kami dipimpin oleh orang yang ditunjuk bukan pilihan warga dan hanya bekerja mondar-mandir ke sana kemari tanpa ada hasil kerja yang jelas," sindir Anto.
Anto menambahkan, sebelumnya soal penanganan banjir, sejumlah pihak membangga-bangakan soal normalisasi sungai dan di-blow up sebagai pelanjut program Presiden Jokowi. Bahkan program Anies soal sumur resapan dirusak.
"Nyatanya titik banjir di Jakarta malah bertambah dan waktu surutnya lebih lama ketimbang zaman Anies menjadi gubernur. Akhirnya sumur resapan Anies dilanjutkan. Gubernur kok miskin konsep," tegas Anto.
Untung saja di sektor lain, Heru masih terbantu oleh program-program peninggalan Anies. Ditambah lagi, sampai sejauh ini Heru masih didampingi oleh kepala dinas yang menjadi anak emas saat Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI.
"Itulah hebatnya Anies, memilih kadis sesuai kompetensi dan kapabilitas sehingga mampu menunjukan kinerja yang baik dalam menjalankan program-program kedinasan," demikian Anto.
Sumber: RMOL