GELORA.CO -Kebakaran Depo Plumpang, Koja, Jakarta Timur, melahirkan tuntutan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, agar lebih fokus bekerja. Bahkan, ia diminta untuk tidak rangkap jabatan.
Salah satu yang mendorong hal tersebut ialah aktivis senior yang juga Direktur Eksekutif Sabang-Merauke Circle, Syahganda Nainggolan, dalam diskusi Forum Jakarta Kita (Forjak) yang digelar Kantor Berita Politik RMOL, di Kopi Timur, Jalan Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Kamis (16/3).
Syahganda menyindir secara halus Erick, yakni dnegan menyebutkan kesibukannya belakangan ini, seperti terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia(PSSI), hingga menjadi Ketua Pelaksana Acara Pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, serta menjadi Banser.
“Kalau saya sih bukan hanya Dirut (Pertamina Nicke Dwiyanti), tapi sampai menterinya itu dia mesti memilih, apakah mau urus BUMN, urus sepakbola, jadi panitia pernikahan orang, atau panitia ormas tertentu,” sindir Syahganda.
Kritik yang dilontarkan Syahganda terhadap Erick tersebut, didasarkan pada kinerja Pertamina yang tak memberikan untung kepada negara.
“Karena BUMN di zaman Erick Thohir, antara keuntungan dengan subsidi penempatan uang negara, APBN itu sama-sama, kira-kira Rp 68 triliun,” urai Syahganda.
“Jadi deviden sekitar itu, dan dia juga ambil uang negara segitu, jadi enggak ada untung selama Erick Thohir kepada negara,” sambungnya.
Ditambah, Syahganda juga makin heran jika capaian Pertamina di era Erick Thohir dengan perusahaan minyak negara tetangga dekat Indonesia, yaitu Petronas Malaysia.
“Kita mau bandingkan dengan Petronas, hancur deh kita. Petronas itu sudah puluhan kali lipat keuntungannya ketimbang Pertamina,” katanya.
Maka dari itu, Syahganda mendorong agar Erick Thohir lebih konsisten dalam membanahi perusahaan minyak pelat merah, Pertamina.
“Saya bukan minta dia mundur, tapi fokus,” demikian Syahganda menambahkan
Sumber: RMOL