GELORA.CO - Enam warga Palestina tewas dalam serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Serangan yang terjadi pada Selasa (7/3/2023) sore terjadi di sebuah kamp pengungsi yang sering menjadi sasaran operasi Israel terhadap militan Palestina.
Ada laporan tentang baku tembak, sementara video di media sosial menunjukkan asap mengepul dari sebuah gedung dan helikopter terbang di atas barisan panjang kendaraan militer.
Militer Israel mengatakan mereka menggunakan rudal yang diluncurkan dari bahu saat mengejar orang yang dicari dan mengklaim pejuang bersenjata lokal menembak pasukan dari ambulans.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan salah satu korban tewas bertanggung jawab atas pembunuhan dua bersaudara Israel pada bulan lalu.
Hillel Yaniv, 22, dan Yagel Yaniv, 20, tewas saat mereka melewati Hawara, sekitar 6 km selatan Nablus.
Netanyahu mengeluarkan pesan video, mengatakan pasukan Israel telah "memusnahkan teroris keji yang membunuh [saudara laki-laki] dengan darah dingin".
"Prajurit pemberani kami melakukan operasi di jantung sarang para pembunuh,” terangnya, dikutip BBC.
Pembunuhan yang terjadi di Hawara lebih jauh ke selatan, membuat para pemukim Yahudi mengamuk di seluruh kota dalam salah satu tindakan terburuk dalam beberapa tahun. Serangan terhadap Hawara menuai kecaman dari seluruh dunia.
Sementara itu, Kementerian kesehatan Palestina mencatat korban tewas sebagai lima pria berusia 20-an dan satu pria berusia 49 tahun, yang diidentifikasi sebagai Abdel Fattah Kharousha.
Abdel diketahui anggota kelompok militan Palestina Hamas dari Nablus dan pernah menjalani hukuman di penjara Israel. Sumber-sumber Palestina menyatakan bahwa dia melakukan penembakan terhadap kedua orang bersaudara Israel pada 26 Februari lalu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dua putranya yang diduga membantu serangan terhadap saudara-saudara ditangkap dalam operasi serentak di Nablus pada Selasa (7/3/2023).
Seorang juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan pemerintah Israel bertanggung jawab atas "eskalasi berbahaya ini", menuduhnya mengobarkan "perang habis-habisan".
Dalam beberapa jam setelah pembunuhan kedua bersaudara itu, ratusan pemukim Yahudi menyerbu Hawara sebagai balas dendam, membakar puluhan mobil dan rumah.
Pejabat Palestina mengatakan, Sameh Aqtash yang berusia 37 tahun ditembak mati oleh tentara Israel, ketika tentara memasuki desa mereka dengan pemukim, tetapi militer Israel mengatakan tidak terlibat. Kementerian kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 100 warga Palestina terluka.
Serangan terhadap Hawara adalah salah satu insiden paling kejam dari jenisnya yang dilakukan oleh pemukim Yahudi, dengan ketegangan dan kekerasan antara pemukim dan Palestina di Tepi Barat menjadi masalah yang terus-menerus.
Warga Palestina menuduh tentara Israel tidak melakukan apa pun untuk mencoba menghentikan para pemukim yang menyerang kota itu.
Kekerasan lebih lanjut terjadi di Hawara pada Senin (6/3/2023) malam, dengan rekaman kamera keamanan menunjukkan para pemukim melempar batu ke sebuah keluarga Palestina di dalam mobil yang diparkir sebelum berhasil kabur.
Seperti diektahui, gelombang kekerasan antara Israel dan Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur terus terjadi pada tahun ini.
Setidaknya 70 warga Palestina - militan dan warga sipil - telah dibunuh oleh pasukan Israel, dan di pihak Israel, 13 orang tewas dalam serangan, semuanya warga sipil, kecuali seorang petugas polisi paramiliter.
Sumber: okezone