GELORA.CO - Ketua Majelis Syuro Amien Rais mengingatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) agar tegak lurus membela negara dan tidak menjadi alat politik kekuasaan jelang Pemilu 2024.
Menurut dia, TNI jangan seperti Polri yang sudah berhasil diseret Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke dalam lingkaran politik praktis.
"Saya amati sejak lama, Presiden Jokowi dengan kewenangan dan kekuasaannya, berusaha terus untuk menyeret Polisi/Polri. Menyeret ke kepentingan politik praktis yang cukup berbahaya," ujar Amien dalam keterangannya, Rabu (15/3/2023).
"Boleh dibilang, penyeretan Polri ke politik kekuasaan sudah berhasil. Tindakan politik yang amat gawat terhadap polisi sudah sukses," tegasnya.
Oleh karena itu, Amien mewanti-wanti TNI supaya tidak bernasib serupa Polri yang terseret ke lingkaran kekuasaan.
Apalagi menurutnya, anggota TNI dilarang dalam kode etik untuk mengabdi pada partai politik yang sedang berkuasa. Artinya, anggota TNI tak dibolehkan masuk ke ranah politik praktis.
"Kode etik TNI itu sangat jelas, lengkap dan mulia. Pertama, Sapta Marga. Kedua, Sumpah Prajurit. Ketiga, Delapan Wajib TNI. Keempat, Kode Etik Perwira 'Budhi Bakti Wira Utama', dan Kelima, Sebelas Asas Kepemimpinan," terang Amien.
Dia mengutip pernyataan Jenderal Soedirman bahwa TNI harus tegak lurus kepada negara, bukan kepada pemerintah atau partai politik penguasa.
"Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai TNI dikuasai oleh partai politik manapun juga. Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan prajurit yang mudah dibelokkan haluannya. Kita masuk dalam tentara karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara," ujar Amien membacakan pernyataan Soedirman.
"Saudara-saudaraku TNI dengan seluruh jajarannya, mari kita camkan dan hujamkan dalam-dalam wasiat Panglima Besar Jenderal Soedirman," tegas pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.
Sumber: populis