GELORA.CO - Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid enggan banyak berkomentar soal statemen Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra terkait partai ideologis dan pragmatis. Di mana Yusril menganggap bahwa partai ideologis saat ini hanya PDIP dan PBB.
Hidayat Nur Wahid mempertanyakan apa maksud dari statemen Yusril tersebut. Ia heran mengapa yang masuk sebagai partai ideologis menurut Yusril hanya partainya dan Partai Banteng Merah.
"Mungkin lebih dahulu perlu beliau jelaskan apa yang dimaksud dengan partai ideologis? Dan apa itu partai pragmatis? Kok hanya PDIP dan PBB," katanya saat dihubungi Populis.id pada Jumat (10/3/2023).
Menurutnya, penjelasan Yusril perlu lebih dahulu diutarakan. Tanpa penjelasan, kata dia, Hidayat belum bisa memberikan kritikan lebih lanjut karena masih belum ada kejelasan.
"Beliau jelaskan dulu saja apa maksudnya? Dan apa buktinya? Agar bisa dikomentari atau dikritisi," tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra sesumbar bahwa partai politik yang berdasarkan ideologi di Indonesia tersisa dua, yakni PDI Perjuangan dan PBB.
Pernyataan tersebut ketika dirinya memberi keterangan sebagai pihak terkait dalam sidang lanjutan uji materi sistem pemilu proporsional terbuka yang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK), Rabu (8/3/2023).
Mulanya, ia menuturkan alasannya mendukung sistem pemilu proporsional tertutup, yakni karena pemilu harus diikuti oleh partai politik sebagai katalisator dari pemikiran pemilih yang majemuk. Menurutnya, orang-orang yang berpikiran sama, diasumsikan membentuk partai politik tertentu berdasarkan pikiran itu.
"Sementara partai ideologis ini kan cuma tinggal dua, PDI-P sama PBB. Yang lain-lain kan partai pragmatis semua, bukan partai ideologis. Tidak ada akar ideologisnya," ujar Yusril.
Sumber: populis