GELORA.CO - Keluarga Iriana, korban meninggal dalam kebakaran Depo Pertamina Plumpang, merasa terjebak oleh surat yang disodorkan pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Sabtu (4/3/2023).
Sebab, surat yang ditandangi Sulistiawati, anak Iriana, awalnya disebut untuk menerima uang duka dari Pertamina sebesar Rp 10 Juta.
Sulistiawati mengaku sempat diminta membaca lembaran depannya saja dan benar itu adalah penyerahan uang duka.
Namun, ternyata di dalam dokumen itu ada sebuah pernyataan bahwa pihak keluarga Iriana tidak akan lagi menuntut apapun setelah mendapat uang Rp 10 juta.
Irianto kakak Sulistiawati merasa ada permainan yang dilakukan oleh pihak Pertama dengan RS Polri Kramat Jati untuk memperdayai keluarga korban kebakaran.
"Pas mau bawa mayat ke dalam mobil, adik saya langsung diserahin uang dan kertas bilangnya dari pertamina, buat biaya pemakaman," katanya Senin (6/3/2023).
Setelah menandatangani surat di atas materai itu, Sulistiawati tak lagi melihat isinya dokumen tersebut secara detail karena terburu-buru.
Namun, setelah pemakaman, keluarga Iriana baru menyadari ada pernyataan di point ke empat bahwa pihak korban tidak lagi menuntut apapun.
Hal ini membuat Irianto geram dengan permainan yang dilakukan oleh Pertamina yang menjebak adiknya.
Penyerahan uang itu dilakukan ketika psikologis adiknya sedang terpuruk dan tak membacanya secara detail soal surat tersebut.
"Adik saya ketika lelah mental, lelah fisik dan posisi lagi dorong jenazah diminta tanda tangan dan diserahkan uang," ungkapnya.
"Dia menyatakan dari Pertamina yang nyerahkan uang," sambungnya.
Pria berkemeja batik itu sudah menyerahkan bukti surat tak menuntut dari pertamina ke aparat kepolisian.
Ia menilai apa yang dilakukan oleh Pertamina telah menciderai dan menambah rasa kekecewaan para keluarga korban meninggal.
Apalagi, adiknya bernama Rizky juga menjadi korban luka dan masih terluka parah.
Rizyky kini mendapat perawatan medis di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
"Adik saya luka bakar di dada perut dan tangan, katanya enggak sadar dan belum ada penanganan dari rumah sakit," terangnya.
Sebelumnya, Iriana (60) terjebak di dalam kamar mandi rumahnya saat kebakaran di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3/2023) malam.
Iriana mengatakan kepada suami dan anaknya ingin membuang air besar dan masuk ke dalam toilet rumahnya.
Warga sekitar sempat mencium aroma gas bocor, tapi mereka tak menyadari bakal terjadi ledakan hebat.
Beberapa menit setelah mencium kebocoran, suara ledakan terdengar dan api merambat ke bangunan semi permanen tanah garapan yang dihuni warga.
Saat berada di dalam kamar mandi, api dengan cepat menjalar ke pemukiman warga padat penduduk.
Sulistiawati merenung di depan ruang Forensik RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur pada Sabtu sore.
Ia mengaku sempat mencari orangtua perempuan di dalam rumah tapi tak menemukan.
Alhasil, ia dan suaminya menyelamatkan diri supaya tidak terjebak dalam korbaran si jago merah.
"Terus kata tetangga, saat api besar, adik saya namanya Diki itu datang ke rumah manggil-manggil nama mama saya," jelasnya.
Sumber: wartakota