GELORA.CO - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya lebih responsif, jangan terlalu birokratis serta menghilangkan tradisi feodal.
Ia juga mengingatkan jajarannya tentang tugas sebagai pelayan publik dan menegaskan bahwa mindset pelayanan kepada publik itu harus diubah.
“Gaya feodal masa lalu tolong tinggalkan dan tidak ada lagi. Tugas kita memberikan pelayanan. Jadi mindset pelayanan kepada publik itu harus diubah,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).
Yaqut menyampaikan itu saat membuka rapat kerja nasional Ditjen Bimas Katolik di Jakarta. Menag minta jajarannya berani mengambil terobosan dan berinovasi.
Penyusunan program kata dia juga tidak hanya copy paste dari kegiatan sebelumnya. Yaqut ingin program yang dibuat harus presisi, betul-betul dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat.
“Kerjakan kewajiban kita sebagai sebagai pelayanan umat dan pelayan masyarakat sebaik-baiknya,” kata dia.
Pesan lain Menag kepada jajarannya, dalam melayani masyarakat dan umat beragama harus mengedepankan nilai agama secara subtantif, bukan artifisial.
“Sebagai pelayan masyarakat kita harus mencerminkan agama secara substantif. Selain itu selesaikan problem hulu, yakni administrasi. Benahi tata kelola administrasi yang cenderung administratif dengan cara melakukan pelayanan digitalisasi,” katanya.
Plt. Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono mengatakan Rakernas Katolik 2023 secara khusus menghadirkan Ketua KWI untuk memberikan outlook Pastoral atau penggembalaan umat.
Maksudnya, kata dia, bagaimana segenap aparatur Ditjen Bimas Katolik sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus bersikap sesuai prinsip-prinsip Kekatolikan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara terutama dalam memasuki tahun politik 2023-2024.
“Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana Gereja Katolik terlibat dan ikut serta dalam menyongsong pesta demokrasi, di mana diharapkan semua umat Katolik melibatkan diri dan bertanggung jawab pada terwujudnya kebaikan umum dalam menjaga keutuhan NKRI,” katanya dikutip dari republika.co.id.
Rakernas kali ini, akan fokus pada revitalisasi dan transformasi lembaga pendidikan keagamaan Katolik. Ada empat SMAK yang sudah mengajukan usul penegerian yaitu SMAK Santo Mikhael Solor, SMAK Santa Maria Immaculata Adonara, SMAK Santo Dominikus Tambolaka, dan SMAK Aweidabi Deiyai Papua.“Begitu juga dengan persiapan perubahan STAKat Negeri Pontianak menjadi institut/universitas,” ujarnya. (*)