GELORA.CO - Presiden ke 5 Republik Indonesia sekaligus Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarno Putri mengaku prihatin melihat masih banyak aksi unjuk rasa atau demonstrasi. Termasuk yang dilakukan oleh kepala desa. Kenapa ya?
Menurutnya, para pemimpin daerah harusnya bisa menemui warga secara langsung. Sehingga warga tidak perlu memaksa dengan melakukan aksi demo.
“Ibu suka mikir, prihatin loh, ngapain hari gini masih demo-demo? kan ini ada, katanya pimpinan?” kata Megawati ketika memberikan sambutan di acara peringatan 9 tahun Undang Undang tentang Desa di GBK, Jumat (19/3).
Ketika Megawati memberikan sambutan tersebut, turut hadir juga jajaran menteri dan elite politik, di antaranya Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Mendagri Tito Karnavian hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah.
“Suruh baik-baik datang menghadap (masyarakat). Nah ini juga dari DPR, dateng baik-baik. Ngapain kalian (demo)?” lanjut politisi PDI-Perjuangan itu.
Megawati mengatakan, ia bukannya membungkam demokrasi. Hanya saja menurutnya cara menyampaikan pendapat yang benar bukan dengan cara demo apalagi membuat kerusuhan.
“Katanya ibu namanya demokrasi orang boleh dong demo? yes. Tapi nggak begini caranya,” tuturnya.
Acara yang dihadiri Megawati hari ini juga merupakan salah satu ajang penyampaian pendapat. Para perangkat desa yang hadir menyampaikan 6 poin tuntutan kepada Presiden Joko Widodo, meskipun dalam acara kali ini Jokowi tidak hadir.
Adapun beberapa poin tuntutan yang disampaikan para massa aksi adalah meminta pemerintah memfokuskan pembangunan desa dengan mengalokasikan 10 persen dari APBN setiap tahunnya.
Lalu meminta agar pemerintah menetapkan 15 Januari sebagai hari desa nasional.
Sumber: kumparan