GELORA.CO - Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menilai kunjungan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ke NasDem Tower menimbulkan pertanyaaan lanjutan.
Sejumlah spekulasi pun menyeruak dan Jamil menilai Luhut sengaja diutus Presiden Joko Widodo untuk membicarakan posisi NasDem di pemerintahan.
Kepastian itu diperlukan karena Jokowi kemungkinan dalam waktu dekat akan melakukan reshuffle setelah pengunduran diri tertulis Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali resmi diterimanya.
"Kalau NasDem tetap ingin di pemerintahan, maka tiga menterinya di kabinet Jokowi akan aman. Opsi ini tentu yang paling diinginkan Jokowi," kata Jamil, mengutip fajar.co.id, Rabu (14/3/2023).
Namun kalau opsi itu yang diinginkan Surya Paloh, ada kemungkinan ia diminta untuk meninggalkan Anies Baswedan. Pilihan ini tentu simalakama bagi Surya Paloh, tambah Jamil.
"Karena itu, Paloh tampaknya akan memilih tetap di pemerintahan dan kekeuh mengusung Anies. Pilihan itu diambil Paloh untuk menunjukkan konsistensinya mendukung Jokowi hingga 20 Oktober 2024," jelasnya.
Menurut Jamil, Surya Paloh ingin menunjukkan kalau pun Nasdem berpisah dengan Jokowi, itu bukan karena keputusan dari partainya, tapi perpisahan itu datang dari Jokowi.
"Sehingga Paloh tidak dicap sebagai sosok pengkhianat," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim