GELORA.CO - Ketua DPP Partai Demokrat Herman Khaeron mengatakan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih memantau dinamika politik menjelang Pemilu 2024. Bahkan SBY memantau bursa capre-cawapres di 2024.
Menurutnya SBY terus mewanti-wanti kepada kader Partai Demokrat agar terus mengawal proses Pemilu 2024 khususnya menjelang Pilpres. Sebab SBY menduga akan ada calon yang berpotensi dijegal menjelang Pilpres nanti.
“Itu memang adalah potensi diganggu dengan berbagai cara. Tentu yang paling efektif di mata mereka adalah dengan keterlibatan persoalan-persoalan hukum,” ujar Herman secara virtual dalam diskusi MNC Trijaya FM bertajuk ‘Dinamika Politik Jelang 2024’ pada Sabtu (11/3/2023).
Meski begitu, Herman tidak menjelaskan secara rinci soal siapa pihak yang menjegal dan calon yang berpotensi dijegal nantinya.
Dia mengatakan upaya penjegalan calon sudah pernah terjadi dalam kontestasi politik, salah satunya saat Agus Harimurti Yudhohono dan Sylviana Murni maju di Pilkada DKI tahun 2017 lalu.
Herman menilai saat itu pasangan AHY-Sylviana sebenarnya mendapatkan banyak dukungan karena sempat meraih 42 persen suara. Namun tiba-tiba muncul permasalahan hukum yang dikaitkan dengan Sylviana dan SBY sehingga pasangan AHY-Sylviana menjadi kalah.
“Kan aneh, wong tidak ada apa-apa sampai sekarang. Nah inilah proses kekuasaan yang menurut saya tidak fair dan Tuhan tidak tidur, bahwa siapapun yang melakukan politik-politik kotor juga akan terciprat oleh kotoran-kotorannya,” tandasnya.
Dia mengatakan meski saat itu SBY masih memegang kekuasaan, namun SBY memilih untuk tidak ikut campur terkait dinamika politik saat itu. Sebab SBY merupakan pimpinan negara yang harus berdiri di atas semua kepentingan rakyat.
“Kita harus lempeng membawa negara ini, karena presiden ini membawa gerbongnya ratusan jiwa, membawa nasib masa depan rakyat seluruh Indonesia,” terangnya.
“Ini yang harus dipahami oleh siapapun dan kemudian ke depan juga harus lahir pemimpin yang punya komitmen itu,” tutupnya.
Sumber: inilah