GELORA.CO - Sebuah video menunjukan seorang militer yang diyakini merupakan tentara Ukraina merobek dan membakar kitab suci umat Islam, Alquran. Hal ini terungkap saat negara itu sedang berperang mengusir tentara Rusia.
Dalam rekaman yang diunggah pada Kamis (16/2/2023), disebutkan Alquran ini merupakan milik dari salah seorang tentara Rusia. Para prajurit juga kemudian terlihat merobek dan membakar halaman kitab suci tersebut.
Hal ini pun memicu kemarahan umat islam Rusia. Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov telah menawarkan hadiah bagi siapapun yang mampu menangkap militer yang merobek dan membakar kitab suci itu.
"Demi Allah SWT, kami tidak akan mengizinkan siapapun untuk mengejek Alquran tanpa hukuman, dan hukuman Tuhan semesta alam akan mencapai Anda di manapun Anda berada!" tulis Kadyrov dalam akun telegramnya.
"Saya dengan tulus berdoa agar hukuman ini diberikan kepada Anda melalui para pejuang kami, yang sangat ingin menghancurkan Anda lebih dari yang Anda inginkan untuk hidup."
π€¬πΊπ¦ Ukronazis mock the #Quran#ukrain cut fat on it, and also burn it in the fire.
— π·πΈπ·πΊπ§πΎ (@mirijevac75) March 15, 2023
There is nothing sacred in these creatures.
By the way, there are religious about the “gray wolves”, #Ichkerians, etc. fighting on the side of #Ukraine…#uae #uar #saudiarabia #Muslims #Arab pic.twitter.com/h0mJ24wyF0
Meski begitu, pihak Kyiv membantah aksi pembakaran ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, menuduh Rusia menjadi dalang dari pembakaran ini dan mengatakan bahwa negara itu harus dikutuk karena menghina Islam.
"Peringatan video palsu! Rusia membuat klip dengan orang tak dikenal yang mengaku sebagai tentara Ukraina memotong daging babi di Alquran dan membakar halaman-halamannya," kata Nikolenko dalam sebuah unggahan Twitter.
"Mereka berbicara bahasa Ukraina yang tidak lancar dan menggunakan pisau tentara Rusia. Rusia harus dikutuk karena menghina Islam dalam upaya untuk mendiskreditkan Ukraina."
Hal serupa juga disampaikan Mufti Administrasi Spiritual Muslim Ukraina, Said Ismagilov, yang menyebut Moskow sedang berusaha memprovokasi kemarahan di kalangan dunia Muslim di Ukraina dengan tindakan yang diduga tentara Kyiv.
"Tidak seperti orang Rusia, semua orang Ukraina bersatu; mereka saling mendukung dan menghormati pilihan spiritual setiap prajurit," tambahnya.
Sejak perang dimulai pada Februari tahun lalu, Rusia diyakini telah membuat sejumlah besar video propaganda. Mengutip data dari LetsData, Moskow memproduksi 35 narasi propaganda baru setiap harinya pada awal-awal serangan.
Sumber: cnbc