Diduga Ada Kejanggalan, Polisi Sebut Pemotor Tewas Diduga Ditabrak Anak Petinggi Polri karena Terobos Lampu Merah

Diduga Ada Kejanggalan, Polisi Sebut Pemotor Tewas Diduga Ditabrak Anak Petinggi Polri karena Terobos Lampu Merah

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pihak kepolisian mengungkapkan penyebab seorang remaja bernama Muhammad Syamil Akbar (18) tewas tertabrak mobil Mercy di sekitar Ragunan, Jakarta Selatan. Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando menyebut korban mengalami kecelakaan lantaran menerobos lampu merah.

Awalnya, mobil Mercy melintas dari arah utara menuju ke selatan di Jalan Margasatwa. Setibanya di perempatan kantor Kementerian Pertanian, mobil tersebut menabrak sepeda motor yang dikendarai korban.

"Sesampainya di perempatan Pertanian menabrak kendaraan sepeda motor Honda Vario yang nopolnya belum ada," kata Bayu kepada wartawan, Kamis (30/3/2023).

Bayu menjelaskan, korban tertabrak lantaran menerobos lampu merah di sekitar perempatan.

"(Korban) menerobos lampu pengatur jalan sehingga terjatuh ke samping kanan," kata Bayu.

Kronologi Menurut Keluarga

Sebelumnya, kakak korban, Nadia Utami, menuturkan peristiwa nahas yang menimpa adiknya itu terjadi pada Minggu (12/3) dini hari. bermula ketika adiknya Syamil sedang melaju dari arah Cilandak menuju arah pulang. Saat itu Syamil berboncengan dengan rekannya, Bayu.

Bayu yang saat itu mengendarai motor milik Syamil. Sementara Syamil berada duduk di jok belakang motor Honda Vario miliknya.

Saat di perempatan traffic light Ragunan, kata Nadia, sebuah Mercedes Benz yang dikendarai oleh Maulana Malik Ibrahim menghantam Vario yang di kendarai Bayu.

“Dari arah Mampang mobil Mercy kecepatan kencang, kejadian tabrakan kemungkinan jam 12 atau jam 1 pagi, hari Minggu 12 Maret 2023,” kata Nadia saat dihubungi Suara.com, pada Rabu (29/3/2023).

Nadia menuturkan, berdasarkan keterangan beberapa rekan Syamil yang berada di lokasi, mobil bercat hitam itu sempat ingin berupaya kabur usai menabrak. Namun upaya pelarian diri itu terhenti saat rekan-rekan Syamil mengejarnya.

Nadia mengatakan, adiknya hendak dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu. Namun nyawa Syamil tidak tertolong dan meninggal di tempat karena mengalami luka di bagian kepala, serta beberapa tulang leher dan tulang ekor mengalami keretakan.

“Akhirnya adikku dibawa ke RSUD Pasar Minggu, namun sudah meninggal saat di TKP dan temannya Bayu, dirawat di rumah sakit, sempat koma di ICU,” katanya.

Sopir Mercy Diduga Anak Pejabat Polri

Nadia menuturkan, ada beberapa kejanggalan pasca-kematian adiknya. Kejanggalan pertama yakni pelaku atau pengendara mobil yang bernama Maulana Malik Ibrahim hingga kini tidak ditahan.

“Pelaku tidak ditahan sampai saat ini, dan proses mengambang setelah belasan hari,” ungkap Nadia.

Berdasarkan informasi, kata Nadia, diduga pelaku merupakan anak polisi berpangkat Kombes yang saat ini berdinas di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Anak petinggi polisi dan anak dari artis lawas, tahun 90-an,” kata Nadia.

Dari pengakuan Nadia, hanya seorang yang mengaku bernama Rudi menghubungi keluarga pasca-kejadian.

“Rudi yang mengaku saudara pelaku. Rudi bilang orang tua pelaku masih di luar kota dan tidak menggunakan HP. Sehingga tidak bisa bertemu bahkan mengucap belasungkawa sekalipun sampai detik ini,” katanya.

Kejanggalan lain juga nampak dari keterangan polisi yang menyebut jika Syamil hanya mengalami lecet, tidak sampai meninggal dunia. Hanya perlu perawatan di rumah sakit. Surat itu pun dikirim ke keluarga Bayu, bukan ke keluarga Syamil.

“Lalu adik aku juga yang dinyatakan mengendarai motor padahal bukan. Identitas adik aku tertulis mahasiswa padahal masih SMA. Padahal data diri dompet, tas dan lain-lain itu hilang tidak ditemukan,” ungkapnya.

Ia menuturkan pihak kepolisian saat itu juga memberi kabar kalau adiknya telah meninggal dunia di tempat, dan pelaku bakal ditangkap. Namun nyatanya hingga saat ini pelaku juga belum ditangani petugas.

Sumber: suara
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita