GELORA.CO - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa dirinya sempat ingin mundur dari posisi Menteri Pertahanan saat berada di era Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur).
Mahfud mengatakan bahwa masa itu cukup berat baginya karena ia tak memiliki banyak pengalaman di bidang yang akan ia emban.
Mahfud sendiri hanyalah seorang dosen dan guru besar ilmu hukum tata negara saat itu di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
"Saat jadi Menteri Pertahanan saya baru berumur 42 tahun, semula berat, saya mengundang pertama ahli militer Salim Said, saya panggil Saidiman, lalu Hasnan Habib, minggu berikutnya saya mulai belajar kebijakan, nah bulan kedua saya mulai terkenal karena kapasitasnya," kata Mahfud MD dikutip dari akun Youtube-Mojok.co.
Padahal sebelumnya, kata Mahfud, ia hampir tak sanggup menghadapi kritikan bertubi-tubi yang dialamatkan kepadanya, baik dari masyarakat, tokoh militer hingga kritik dari tokoh sekaliber Ketua MPR RI saat itu, Amien Rais.
"Padahal saya hampir mengundurkan diri, begitu Gus Dur mengumumkan saya jadi Menteri Pertahanan masyarakat ribut, ini siapa, kok tiba-tiba jadi Menteri Pertahanan. Termasuk Pak Amien Rais, dia bilang, Mahfud itu murid saya, ndak pantes jadi Menteri Pertahanan, kalau pun Menteri Kehakiman mungkin lah, meskipun kurang-kurang dikit," tambahnya.
"Keadaan itu serangan ramai loh, ini orang apa-apa, saya memang betul-betul ndak ngerti, untuk itu saya akan mengundurkan diri, besok pas dilantik, saya tidak akan datang. Tapi Gus Dur telepon 'Pak Mahfud kamu jangan mundur, saya yang bertanggung jawab! Pokoknya saya lantik'. Akhirnya gak jadi mundur," pungkasnya.
Sumebr: kontenjatim