GELORA.CO - Pengamat politik Rocky Gerung membandingkan penghasilan yang dimiliki oleh seorang pejabat publik yang mencapai miliaran dengan Hakim yang berada di pelosok.
Menurutnya saat ini petugas pajak hidup dengan kemewahan. Belum lagi saat dia memiliki penghasilan di tempat lain kekayaannya akan berkali-kali lipat.
"Seorang pejabat publik, pajak dia punya penghasilan 36 miliar pertahun. Pernah jadi komisaris ini, komisaris ini. Itu yang resmi dia punya, belum yang tidak resmi yang diambil dari tempat-tempat lain," katanya, dalam sesi Kuliah Umum Universitas Bosowa pada Selasa (7/3/2023).
Dia kemudian membandingkan harta miliaran petugas pajak tersebut dengan Hakim yang disebutnya bekerja di pelosok Sulawesi Selatan. Pada kenyataannya, penghasilannya jauh di bawah pejabat pajak.
"Petugas pajak hidup kaya raya, sementara Hakim yang ada dipelosok Sulawesi Selatan gajinya 7 juta rupiah tanpa tabungan asuransi, tanpa tabungan pemerintah untuk pendidikannya," sambungnya.
Baca Juga: Dibandingkan Dengan Anies Baswedan, Gibran Rakabuming: Saya Dukung Pak Anies
Inilah yang kemudian dia sebut sebagai suatu bentuk ketidakadilan di republik saat ini. Petugas pajak yang harusnya menghasilkan keadilan justru disebut Rocky justru merampok uang rakyat.
“Kita mulai dengan ketidakadilan di republik. Petugas pajak seharusnya menghasilkan keadilan tapi dia merampok uang kita," imbuhnya.
Hal ini dinilai berbanding terbalik dengan Hakim yang jelas menghasilkan keadilan, namun bayarannya selisih sepersekian ribu persen dari petugas pajak.
"Hakim yang justru menghasilkan keadilan dibayar sepersekian ribu persen dari petugas pajak," lanjutnya.
Secara blak-balakan dia menyebutkan bahwa ada ide yang telah gagal dipelihara oleh bangsa ini.
"Di situ kita lihat langsung bahwa ada ide republik yang gagal dipelihara oleh bangsa ini juncto Presiden Jokowi," katanya.
Dalam kesempatan yang sama Rocky juga menyebutkan tentang kegagalan pemerintah dalam hal ini presiden menjalankan dua tugas yang diatur dalam konstitusi. Yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan memelihara fakir miskin.
"Kalau dikatakan fungsi kedua pelihara fakir miskin yang terjadi adalah kesenjangan yang makin tajam," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim