GELORA.CO -Isu keberadaan pengkhianat di lingkaran Prabowo Subianto kembali menyeruak mengisi ruang diskusi publik. Isu ini makin menghangat setelah Prabowo berulangkali menyinggung sosok pembohong dan pengkhianat saat berpidato di HUT ke-15 Gerindra pada Senin (6/2) silam.
"Siapa khianati Prabowo?" kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Demokrat, Rachland Nashidik dikutip dari akun Twitternya, Sabtu (11/2).
Pandangan Rachland, sosok pengkhianat tersebut masih samar. Apalagi jika dikaitkan dengan mantan calon wakil presiden pendamping Prabowo di Pilpres 2019, Sandiaga Uno yang kini disorot setelah berbicara soal perjanjian politik antara dirinya, Prabowo, dan Anies Baswedan.
"Sandiaga Uno pasti jauh dari label itu (pengkhianat). Bagaimanapun, ia berada di sebelah Pak Prabowo pada Pilpres 2019," lanjut Rachland.
Politisi Demokrat ini turut menjadi saksi dalam perjalanan Pemilu 2019, dari mulai pembahasan kandidat capres-cawapres hingga menghasilkan pasangan Prabowo-Sandiaga di 2019, yang juga akhirnya didukung Demokrat.
"Saya punya pengalaman dengan Sandiaga menuju Pilpres 2019, saat partai-partai sedang aktif mencari kawan koalisi," sambungnya.
Rachland mengaku sempat hadir dalam pertemuan tertutup bersama pihak-pihak yang mengaku mewakili Sandiaga di sebuah hotel di Jakarta Selatan beberapa bulan menuju pendaftaran capres-cawapres 2019. Perkiraan Rachland, saat itu tahun 2018.
Dalam pertemuan tersebut, isu penting yang disampaikan adalah niat dan upaya Sandiaga menjadi calon presiden dari Partai Gerindra. Informasi tersebut cukup mengagetkan, lantaran Gerindra kerap menggaungkan Prabowo sebagai capres.
Melihat dinamika tersebut, Rachland dan Demokrat tidak mau ikut campur dalam gejolak internal Gerindra sebagai bentuk penghormatan kedaulatan partai lain.
"Lagipula, Sandiaga mau dongkel Prabowo? Wow. Kalau pun benar, purnawirawan Letnan Jenderal TNI Prabowo pasti tak akan tinggal diam," jelas Rachland menceritakan.
Rachland lantas menceritakan pertemuan lanjutan, setidaknya sekitar dua bulan setelah pertemuan pertama. Di pertemuan ini, ada Sandiaga yang datang sendirian dalam balutan acara makan malam.
Demokrat sendiri saat itu siap bekerja sama dengan Partai Gerindra selagi sudah ada keputusan resmi tentang mandat untuk Pilpres 2019. Jika belum ada keputusan resmi, maka Demokrat akan pasif.
"Kita tahu apa yang kemudian terjadi. Partai Gerindra mengusung Prabowo calon presiden. Adapun Sandiaga: ia jadi Calon Wakil Presiden. Kok bisa? Padahal, mereka berdua kader dari partai yang sama. Kenapa partai anggota koalisi rela lepas haknya? Cuma Sandiaga yang tahu resepnya," sambung Rachland.
Sumber: RMOL