GELORA.CO - Baru-baru ini beredar video viral di media sosial terkait karyawan protes akibat lembur yang tidak dibayarkan oleh PT Sai Apparel Industries.
Hal tersebut membuat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo turun tangan terhadap kasus yang terjadi di daerah Grobogan.
Namun sikapnya dalam mengatasi persoalan ini malah menuai banyak kritik.
Tak sedikit yang memberikan kecaman menyayangkan respons dari Gubernur Jawa Tengah ini.
Pernyataan Gubernur Jawa Tengah yang menurunkan tim untuk menindaklanjuti dugaan kasus upah lembur tidak dibayar ini mendapatkan perhatian publik.
“Yang nggak dibayar lemburnya itu, tidak usah marah, laporin aja. Tidak usah marah-marah. Lapor ke Dinas Tenaga Kerja,” ujar Ganjar Pranowo pada Jumat (3/2/2023) dikutip AyoJakarta.com dari Instagram @undercover.id, Senin (6/2/2023).
“Kalau Dinas Tenaga Kerjanya dilapori nggak (merespon), tak ketake mengko (saya sentil nanti),” imbuhnya.
Sontak jawaban Gubernur Jawa Tengah banyak mendapatkan kritikan dari publik.
“Ngurus daerah sendiri aja amburadul mau ngurus Indonesia,” tulis @matt_rachmatt.
“Yakin nih Gubernur mau nyapres pak, wong jawabannya gak pro rakyat. Mungkin kalo gak viral gak ditanggepin,” tulis @rhiyhard.
“Jawabannya yaa yang model begitu mau jadi presiden,” tulis @la4aravs dalam kolom komentar.
“Jangan dengerin Ginjir Priniwi, emang lebih bagus diviralkan biar kapok dan semua orang tau, kalau cuma lapor-lapor percuma ga ditanggepin,” tulis @taft_.
Hal ini berbanding terbalik dengan respons yang diberikan kepada karyawan yang menyuarakan aksi protesnya tersebut.
Pujian dari warganet banyak disematkan dalam komentar video yang diunggah oleh akun Instagram tersebut.
Diketahui bahwa ada seorang karyawan wanita di PT Sai Apparel Industries yang menyuarakan aksi protesnya kepada manajer.
Karyawan wanita ini diketahui bernama Erma, ia curhat sambil menangis di depan Dinas Kemnaker dan videonya diabadikan oleh akun Instagram @undercover.id.
“Setelah video saya beredar, banyak yang berterima kasih kepada saya. Makasih ya Mba Erma sudah membantu kita memperjuangkan hak kita,” ujarnya.
Ia pun menceritakan bagaimana ia bekerja di PT Sai Apparel Industries sehingga membuat dirinya sampai memviralkan aksi protesnya di media sosial.
Karyawan wanita ini mengeluhkan karena harus lembur saat bekerja walau sampai malam.
Hal yang menjadi bahan protes karena ketika lembur dirinya malah tidak mendapatkan bayaran atau kompensasi dari pekerjaan tersebut.
“Bahkan nggak ngerti masa. Hari ini suruh kerja bilangnya lembur. Tapi nggak ada SPR. Nggak ada tanda tangan. Paginya baru di ACC itu 1 jam padahal pulangnya jam 12 malam, jam 1 malem, jam 2, jam 3,” ujarnya.
“Banyak juga karyawan yang mengeluhkan ini kapan Seterusi berhenti, karena semenjak Seterusi saya berantem sama suami, karena kamu tuh pulang jam segini kerja ngapain,” imbuhnya.
Selain itu dirinya juga menilai bahwa ada ketimpangan dari pekerjaan karena seharusnya karyawan mendapat simpanan jam tetapi kenyataannya tidak mendapatkan hal tersebut.
Berbeda halnya dengan supervisor yang boleh mengambil simpanan jam dan masih tetap dihitung berangkat.***
Sumber: ayojakarta.