GELORA.CO - Pengamat Politik dan Akademisi Rocky Gerung menilai ada makna dibalik rangkaian pertemuan Ketua Umum Partai NasDem dengan Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Rocky menduga, sejumlah pertemuan itu bisa berlangsung karena ada situasi dimana pihak istana sudah mulai gelisah melihat bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan yang belakangan elektabilitasnya semakin meroket.
"Jadi rangkaian itu memperlihatkan bahwa istana memang resah atau gelisah naiknya elektabilitas Anies dan dielu-elukan secara nyata, jadi sebetulnya pada saat bersamaan Ganjar kasak-kusuk gak dapat partai kan itu juga menggelisahkan," kata Rocky melalui saluran YouTube pribadinya, dikutip Sabtu (4/2/2023).
Rocky menduga dalam sejumlah pertemuan yang dilakukan Surya Paloh dengan pihak istana, ada pembahasan mengenai tuker tambah untuk memberi jalan Anies sebagai capres dengan catatan cawapresnya adalah orang yang punya kedekatan dengan istana.
"Tetapi tentu akan ada tuker tambah walaupun tetap upaya untuk menghalangi masih ada. Kalau ternyata Anies unstoppable, maka minimal orang kedua itu dikendalikan oleh istana atau Jokowi," ujarnya.
Rocky berspekulasi, bahwa pihak istana tengah berupaya untuk menjodohkan Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sebab selain berada di bawah radar Luhut dan Jokowi, Khofifah juga bisa menjadi pasangan yang strategis bagi Anies.
"Jadi ini tuker tambah yang halus dengan istana dan kita berspekulasi bahwa memang ibu Khofifah yang lebih mungkin disitu, karena Ibu Khofifah tetap berada dalam radarnya Luhut dan Jokowi," tukasnya.
"Dan Khofifah juga mewakili suara Jawa Timur yang sentral dan strategis bagi Anies," lanjutnya.
Sumber: populis